Halaman

Kamis, 15 April 2021

cakap olah kata, lebih daripada cukup

 cakap olah kata, lebih daripada cukup

 Hemat gunakan amunisi khazanah kata dan atau kalimat. Lewat jalur tindak tutur bahasa lisan. Dalih bela diri, jurus elak dan atau tangkis. Secara refleks, spontanitas, otomatis, bukti ringan keterlatihan potensi diri. Bentukan nilai dan tata moral menjadi aksi lanjutan ikrar ketauhidan.

 Tidak ada takaran kebahasaan sehingga seseorang merasa cukup dengan gaya aksi tutup mulut, bungkam, diam seribu bahasa. Perimbangan jiwa-raga berdampak gejolak jiwa akan melampui takarannya. Parah nian jika stabilitas jiwa malah mengkontaminasi jati diri sahabat jiwa. Selaku motor kemanusiaan, jika jiwa tidak dalam perlindungan dan genggaman-Nya. Mau dikemanakan sang manusianya.

 Manusia punya setumpuk plus sederet kewajiban wajib yang tidak bisa di-”nanti-nanti”-kan. Tidak bisa tunggu hari baik, tunggu nasib mujur sesuai tanggal ganjil-genap. Sesuai weton. Manusia tidak wajib berhasil, karena keberhasilan ikhtiar menjadi hak prerogatif Allah SWT.

 Wujudan moral tata pikir, gaya tindak, pola ucap seorang anak manusia berketurunan. Pasal wajib yang ditegakkan secara optimal. Bukan sekedar menggugurkam kewajiban. Bukan sekedar wajib melakoni. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar