Halaman

Selasa, 29 Desember 2020

yang ringan justru memperberat peluang

 yang ringan justru memperberat peluang

 Anomali adil, setara, seimbang menjadi dinamis. Tergantung sentimen dan kekuatan pasar lokal. Tidak bisa dirumuskan apalagi jadi pasal hukum yang multitafsir. Kedudukan adil, setara, seimbang pada lokalitasnya kian bias. Ragam bahasa yang muncul, bak bahasa jalanan. Siapa saja merasa layak sumbang saran. Faktor jiwa bebas kendali melunturkan akal sehatnya.

 Jika hujan sehari seolah bisa menghapus panas sebulan. Banjir semalaman tidak akan kering walau air sudah surut lebih sebulan. Pengalihan isu atau isu pengalihan atas fakta yang meluncur bebas. Proaktif menjadi gaya saling tunggu. Peringatan dini alam dianggap sekedar basa-basi. Sigap saling libas, tancap gas sebelum aba-aba start bunyi.

 Penganekaragaman beban kehidupan bernegara, mengikuti deret ukur sampai babak akhir. Aksi bongkar pasang kursi penyelenggara negara kian terasa skenario dasarnya. Biaya politik bisa diputihkan, dianulir demi politik atau tukar guling dengan babak pasca 2024. Protokol politik tetap mendominasi aksi selamatkan diri masing-masing. Jangan sampai tergilas revolusi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar