Halaman

Kamis, 17 Desember 2020

buang ingus plus komponen penyerta tapi utama

 buang ingus plus komponen penyerta tapi utama

Sisi lain pengalaman selaku penyandang asma ringan, tidak bisa dibakukan. Bahkan apalagi jadi rujukan medis diri sendiri. Dinamika pencetus menghasilkan, menentukan terapi proaktif. Masuk zona kuning baru sigap. Fokus ke tindakan masa depan.

 Indikator utama jika tarik nafas tidak bisa penuh. Perlu ekstra energi religi. Tarik nafas lewat hidung, pelan perlahan sambil lafalkan kalimat tauhid. Afdol pakai posisi duduk atau berdiri. Kondisi lain bisa dilakukan sambil jalan cepat. Memanfaatkan ruang ber-AC di masjid saat subuhan, lebih nyata.

 Ketika kinerja dua lubang hidung tidak seimbang. Atau sama-sama kondisi tidak bugar. Selalu saja lubang hidung kiri bermasalah. Pengalamanan bukan jaminan peka terhadap kapan buang ingus. Bersin pun malah ditumpangi ingus pola sumsum. Langsung lega, tidak berlangsung lama. Pelan tapi pasti, terjadi penyumbatan.

 Saat buang ingus sekedar syarat sesuai asas protokol kesehatan. Buka masker sekedar buang ingus. Pihak pertama yang terbuang percuma, ingus berkenormalan. Begitu tambah gas agar cadangan terkuras. Gumpalan ingus agak padat terlempar keluar. Entah dimana markasnya. Seperti diberi peluang emas untuk kabur bebas. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar