Halaman

Minggu, 06 Desember 2020

pinjam pakai uang sendiri

 pinjam pakai uang sendiri

 Tidak pegang uang atau tidak ada uang di saku, di dompet atau tersimpan di rumah. Hati tetap tenang ketimbang tidak punya uang. Uang logam segala nominal memang tergeletak sekitar laptop. Buat bantu kasir di mal, agar kembalian mudah. Seribuan diwadahi plastik. Pengaman diri dari pihak lain yang mau pinjam. Harus ke ATM untuk ambil uang. Itupun bukan sekarang, karena jalan kaki.

 Sampai-sampai petugas RT yang pungut setoran kas, tahu di tanggal muda, saya tak pernah beruang. Belanja di mal, jalan tetap gagah walau dompet kosong. Isi uang ribuan lama. Urusan bayar lunas di kasir diselesaikan dengan gesekan. Praktis.

 Dampak agresi pandemi covid-19 pada kondisi keuangan masjid setempat. Kebijakan DKM andalkan antara “tabungan sedekah harian”. Celengan tabung kaleng dibagi ke warga peminat. Diisi seikhlasnya, pokoknya rutin harian. Sebulan sekali marbot masjid bertugas ambil Rp, tidak dihitung. Hasil total bisa disimak sebagai bagian laporan keuangan, jelang sholat jum’at. Ternyata, warga di 13 RT, antusias bersedekah. Mengandalkan jamaah harian plus jumatan, belum setengah kebutuhan.

 Sabtu akhir November ada majelis taklim bakda subuh. Sempat kaget, status uang siaga tidak mencukupi isi kotak amal yang diedarkan. Terpaksa buka celengan, ambil kekurangan Rp. Itupun masih uang logam seribu rupiah. Tak berani disiapkan di kantong hem. Takut jatuh saat sujud. Jelang cari posisi dengar paparan ustadz, pindahkan Rp ke saku hem. Saat petugas edarkan kotak amal. Lega hati tetap bisa mencemplungkan Rp. Bukan selembar plus berat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar