Halaman

Kamis, 10 Desember 2020

generasi dua arah nusantara, bau kencur vs bau tanah

 generasi dua arah nusantara, bau kencur vs bau tanah

 Jadi, selayaknya, sepantasnya kiranya sebagai orangtua kandung. Skala prioritas mewujudkan anak bermasa depan sesuai zamannya. Prioritas pertama dan utama adalah keyakinan, keimanan dan hakikat kehidupan. Bukan sukses dunia pakai tolok ukur, ukuran materi dan uang.

 Korupsi waktu mengilhami atau menggerakan motivasi untuk korupsi lainnya. Memang tidak ada niat atau indikasi berbuat tipikor. Akumulasi hidup terasa mudah, kontrol diri sebatas niat awal (walau Allah menilai perbuatan manusia atas dasar niat) tanpa meyakini ada yang “melihat”.  Sedikit demi sedikit, akhirnya budaya korupsi terasa menggigit. Semakin digigit semakin renyah dan gurih rasanya.

 Generasi bau tanah, generasi usia parade senja sampai kawanan bangkotan. Cerdas diri masuk jajaran gagal paham. Bukan pengamat banyak. Serba merasa bisa. Pegang pisau serutan pensil, sudah bisa cerita karya hasta-karyanya.

 Laju peradaban bebas berpendapat melalui jasa TIK. Anak bangsa pribumi primitif nusantara mampu menjadikan aksi ujung jarinya sebagai ‘pers’, ‘jurnalis’, ‘humas’ bagi dirinya sendiri. Anak bau kencur sudah mahir bersilancar di dunia maya umbar ujar bebas. Satu data ramai-ramai, menjadikan dirinya layak tanding. Bangsa sendiri jadi korban, bukan urusannya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar