Halaman

Selasa, 22 Desember 2020

yang dipikirkan lebih dahulu, memanipulasi fakta kedaulatan rakyat

 yang dipikirkan lebih dahulu, memanipulasi fakta kedaulatan rakyat

 Niatan makar terselubung, berlapis yang dipikirkan terlebih dahulu secara aklamasi, direncanakan dengan sengaja, sadar dan seksama, target utama memanipulasi fakta kedaulatan rakyat. Minimal agar pemaham paham “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang” tetap tidak melek politik.

 Kuasa penguasa secara de facto maupun de jure membuktikan bisnis politik “di atas kursi masih ada kursi”. Sebutan petugas partai kian menmpukkan fakta. Dilema periodeisasi jabatan presiden, hak politik rakyat vs hak kursi penguasa.

 Dinamika kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat 2019-2024 semakin berjenjang dalam kesenjangan. Jajaran manusia politik yang notabene adalah kawanan penyelenggara negara, merasa di atas angin. Merasa yang menentukan nasib dan jalan kehidupan rakyat.

 Rakyat potensi bangsa, bukan modal raih kursi. Mèntal mukiyo manusia politik, mabuk jurus kursi vs jurus kursi mabuk. Soal sistem pemerintah yang katanya akan menjaga keseimbangan mayoritas dengan minoritas, sekedar wacana politik. Siapa yang akan pegang kendali pemerintahan, dengan model check and balance, tergantung kekuatan pasar politik dalam negeri. Sinerjitas legislatif-eksekutif-yudikatif tergantung kebijakan politik penguasa.

 Hukum politik nusantara tak bisa steril dari geopolitik global. Biaya politik, bisnis politik, barter politik identik dengan operasi senyap penyandang dana. Imbal balik jasa, tata niaga politik transaksional menjadi pasal penentu jalannya pemerintah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar