Halaman

Sabtu, 19 Desember 2020

politik serba seribu, seribu janji vs seribu langkah

 politik serba seribu, seribu janji vs seribu langkah

Di negara berdemokrasi ratusan tahun, mau multipartai atau ikhwal lainnya butuh daya hasut. Dadakan cari suara jelang hari-H pesta demokrasi. Belajar dari bentukan partai politik baru khusus hadapi pemilu. Kondisi ini menjadi acuan utama pendidikan politik nusantara.

 Seorang manusia melayu beririsan dengan nusantara plus doyan nasi. Probabilitas menjadi tidak betah, jauh dari berdaya sabar dalam proses linier. Budaya potong kompas, instan, jalan tikus, jalur pendek atau birokrasi satu pintu, satu meja menjadi andalan.

 Berdasarkan pertimbangan ruang, waktu, dan obyek sasaran sesuai asumsi potensi resiko. Layak efektivitas agresi covid-19, menyederhanakan birokrasi kehidupan bermasyarakat. “Birokrasi keranjang sampah” muncul di era presiden RI kelima. Walhasil, kiranya budaya korupsi sub-versi parpol penguasa kian membudaya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar