Halaman

Kamis, 03 Desember 2020

peperangan generasi keempat vs peolok-olok politik nusantara

 peperangan generasi keempat vs peolok-olok politik nusantara

Efktivitas partai politik dengan segala sistem peranakan, kian menambah dan merambahkan duka politik. Bukti langsung kasat mata pada praktik nyata demokrasi multipartai. Anggaran demokrasi, biaya politik, investasi politik multipihak memperkaya bencana politik nasional.

 Tahun politik 2018 dan 2019 menjadikan fanatisme politik anak bangsa nusantara tidak terdapat pada pola peradaban bangsa beradab. Pelakunya mampu berwatak apa saja. Sehari bisa ganti 3x. Sigap memproduk plus penebar penabur  fitnah dunia liwat ujaran tertulis. Berkat jasa kemajuan TIK.

 Pasal bermasa depan bahwasanya niatan politik yang serba teganian, katanya akan menjadi raja di negeri sendiri tanpa hambatan. Jangan lupa pasal lawas, minoritas secara kuantitas populasi tapi mayoritas bahkan mendominasi tata ekonomi nusantara. Fakta manusia ekonomi menjadi penguasa tunggal lebih tua dibanding sadar politik, paham politik.

  Karakteristik kewilayahan tanpa batas teritorial, spesifikasi pelaku (aktor non-negara, aktor non-kombatan), peperangan generasi keempat sarat pertimbangan politis. Nusantarayudha pasca 2024. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar