Halaman

Senin, 14 Desember 2020

kontrak politik bernegara vs bencana politik bermasyarakat, berbangsa

kontrak politik bernegara vs bencana politik bermasyarakat, berbangsa

 Kejadian nyata yang melatarbelakangi judul, hanya terjadi di belahan bumi. Sumber daya politik dengan wujudan negeri multipartai. Gemar makan siang gratis. Sigap berdiri paling depan, pasang badan di balik punggung penguasa. Negara yang sedang, masih, selalu, akan terus berkembang. Mampu mencetak manusia ekonomi, pengusaha masuk jajaran orang kaya berketurunan.

 Di atas kursi masih ada kursi, lebih besar lebih tinggi lebih digdaya. Di  kolong langit Ibu Pertiwi, di atas hamparan daratan lutan nusantara. Analog keterbalikan 180 derajat. Di balik amanat rakyat, seperti ada peluang, kesempatan pihak terpercaya untuk ambil sikap tindak bebas. Bisnis politik menjadikan pihak pembeli kepercayaan, merasa berhak menentukan nasib bangsa.

 Demi sebuah kursi, wajib serba dan anéka mégatéga. Namanya Indonesia kawan, semakin mahir menyelenggarakan pemilihan umum, malah semakin banyak membuat ‘salah administrasi’. Semakin UU diperbarui dengan seksama sesuai selera penguasa pada periode ybs. Bisa terjadi sebagai titipan dari pihak yang nyata kuasanya.

 >75 tahun merdeka, lupa diri vs ingat kursi. Memodifikasi iklan, pariwara layar kaca tentang obat gosok. Menjadi: “untuk negara koq coba-coba”. Sampai sekarang soal gosok-menggosok masih mujarab, manjur, berkhasiat multiguna, membara dan membuat lalu lintas peradaban. Hasilnya, apakah politik sebagai alat gosok. Atau sebagai obyek.

 Proses pesta demokrasi sudah bisa ditebak langkah konstitusionalnya. Tata niaga politik tetap mengandalkan segala cara untuk meraih sebuah kemenangan. Semakin banyak pasal, menunjukkan pelaku pesta demokrasi harus banyak akal. Dinamika kehidupan berbangsa, bermasyarakat vs bernegara, 2019-2024 semakin berjenjang dalam kesenjangan. Jajaran manusia politik yang notabene adalah kawanan penyelenggara negara, merasa di atas angin. Merasa yang menentukan nasib dan jalan kehidupan rakyat.  [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar