Halaman

Kamis, 17 Desember 2020

antara ramah dengan pamer bego, beda tipis

 antara ramah dengan pamer bego, beda tipis

 Pelajaran bahasa Inggeris ternyata membentuk sifat ramah bangsa sekaligus mendongkrak gengsi. Akhirnya tanpa akhir, otomatisasi berbahasa Indonesia terjemahan langsung dari kata dan atau kalimat Inggeris menjadi bahasa gaul, bahasa harian, bebas ujar. Semisal yang gampang “mau kemana?, “darimana”. Tidak pandang kondisi. Lawan bicara sedang berdiri di depan rumah, ditanya pelewat ramah renyah tanpa basa-basi: “mau kemana?”.

 Keterbatasan tempat dan memang tidak layak saji. Padahal masih banyak percontohan dan sedang masih berlangsung. Hafalan menjadi andalan kemartabatan akal sehat manusia. Tidak mau capai-capai berpikir. Beda dengan sukanya sibuk memahami pihak lain. Daya selidik bekerja secara sistematis, terukur tendensiusnya.

 Tidak dibayar asal dapat acungan jempol. Atau banyak pihak menjadi pelipat, pengganda nista diri. Lewat pukul 22an, menunggu mobil isteri datang, pulang. Sambil temani satpam RT jaga malam. Ada saja pihak yang peduli, lempar tanya: “ngapain pak di situ?”, Atau tahu sorot lampu mobil, bergegas pasang badan di parkiran. Lagi-lagi ada pihak dengan kadar nalar, tanpa baca lingkungan, langsung komen: “ngapaian . . . “. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar