Halaman

Jumat, 14 Juni 2019

Sujudnya Jari Kakiku


Sujudnya Jari Kakiku

Bahasa Awam
Dalil yang dicuplik dari hadist, sunnah Rasululah saw, bahwa amalan shalat dapat menentukan amalan yang lainnya. Pengingkaran yang paling dasar oleh manusia, adalah menyoal bagaimana jalan ceritanya. “Ketemu pirang perkara”, ujar wong Jawa. Koq isa-isané, jaré wong Jawa. Kerut jidatnya tampak seperti berpikir.

Akal yang menjadi modal pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Wajar jika manusia dan atau orang, berbasis seperangkat otak, dengan sigap berdaya akal, berolah nalar, mengothak-athik logika. Jika ditarik mundur, model hitung mundur walau tak pakai metode hitung cepat. Muncul duga tanya, “shalat seperti apa yang dimaksud”.

Kembali ke diri sendiri. “Waduh, sholat lima waktuku saja bolong-bolong . . . “. Bersyukur, masih bisa memanfaatkan peluang di sisa perjalanan waktu, sesuai cadangan umur.

Perintah Shalat
Begitulah keadaan dan kejadian yang sedang terjadi. Umat Islam kurang menganggap sholat sebagai hal yang istimewa. Kendati tahu bahwa perintah shalat langsung dari Allah swt. Peristiwa Isra’ Miraj hanya dianggap sebagai riwayat atau perjalanan hidup nabi Muhammad saw.

Melihat umat lain agama melakukan sembahyang. Kontak dengan tuhannya di tempat tertentu, di hari tertentu. Dengan tata cara ritual yang berbeda. Atau merasakan penganut agama bumi dan atau aliran kepercayaan, mempunyai adat kirim doa ke ke tuhannya. Seolah ramah lingkungan.

Secara sadar, akhirnya ada sebagian umat Islam yang pilah dan pilih melaksanakan shalat jum’at. Kalau sholat Idul Fitri, karena merasa sudah meraih sertifikat muttaqin. Membawakan diri sebagai peserta sholat Idul Adha karena rangkaian santap sate kambing, gulai sapi.

Menegakkan Shalat
Saat kita sujud, dengan dahi dan ujung hidung (dihitung satu titik) menyentuh bumi. Diletakkan pelan. Bobot kepala dibantu oleh dua telapak tangan menapak rata, ujung jari tangan menghadap kiblat. Merenggangkan kedua lengan tangan dari rusuk tubuh.

Kedua lutut ikut memeratakan beban badan. Jarak antara kedua lutut sepandan jarak telapak kaki saat berdiri awal. Dibantu ujung jari dua kaki, menekuk menghadap kiblat. Posisi kepala menjadi lebih rendah dibanding letak pantat. Dahi jangan terhalang tutup kepala.

Keutamaan sujud, selain`sebagai salah satu rukun sholat. Bacaan atau doa dalam sujud. Berapa lama waktu sujud. Diriwayatkan, Rasulullah saw waktu sujud sholat malam atau tahajud, lamanya sama dengan sahabat membaca lima puluh ayat, baru bangkit. Memperbanyak sujud, dengan menegakkan sholat sunnah.  Memperlama sujud karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajat kita dan menghapuskan dosa kita.

Bayangkan saja kawan, kepala yang begitu mulia, “direndahkan” secara fisik  saat sujud. Sebagai bukti ketertundukkan, kepasrahan, kehambaan umat manusia kepada Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan (Dzul Jalaali Wal Ikraam).

Kubu pemikiran, mengkotakkan diri, seolah merasa “ilmu”-nya tidak sekedar berbasis hukum, syarat,  rukun, kesunnahan, tempat, waktu shalat. Lebih dari itu. Menegakkan shalat butuh dukungan keterpaduan badan, ruh dan jiwa. Ketiganya menyatu secara sinergis. Perpaduan gerak dan bacaan shalat, menjadikan shalat bukan sekedar olah fisik.

Berdiri tegak menghadap kiblat. Tapak kaki selebar bahu. Menjadi landasan sholat. Niat tegakkan shalat di awal waktu.

Usai i’tidal lanjut sedikit membungkuk sambil mengangkat telapak kaki, menekuk ibu jari. Utamakan lutut menyentuh bumi, diikuti telapak tangan. Sesuaikan badan dengan tempat shalat. Atau sesuai jarak dengan shaf depan kita.  Ikhwal ini, hemat gerakan. Ilmunya, Rasulullah saw dan umat Islam, belum ada sajadah seperti zaman sekarang. Artinya, telapak tangan agaknya tak akan digesekkan ke tempat shalat.

Saat sujud, rasakan menekuknya ujung jari kaki. Tambah rasakan tekanan, agar beban badan merata tumpuannya. Jangan diangkat atau dimainkan cari posisi nyaman. Boleh saja, saat sujud posisi telapak kaki tegak lurus bumi. Atau tumit sedikit condong ke belakang, untuk memudahkan gerak berdiri.

Waktu bangkit dari sujud kedua, kita kembali ke posisi semula.

Sigap Diri
Menunggu azan di masjid. Duduk manis sambil pijat kaki. Telapak dan jari kaki dikondisikan. Bahkan saat wudhu, ujung jari kaki disikat. Jaga kuku bersih. Ujung kuku hitam sebagai markas jin.

Jangan lupa kawan. Setiap posisi berdiri, usahakan ibu jari kaki menekan ekstra. Daya tapak atau cengkeram telapak kaki lebih kokoh, stabil. Anti geser. Tidak mengambang. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar