Halaman

Senin, 24 Juni 2019

kisi-kisi demokrasi nusantara, masuk kotak duluan vs muncul belakangan

kisi-kisi demokrasi nusantara, masuk kotak duluan vs muncul belakangan

Wujud nyata dari kejadian demokrasi, bukan diukur dari kaca mata penguasa. Sila-sila Pancasila yang diangkat dari peri kehidupan bermasyarakat, ketika diformalkan menjadi landasan adab berbangsa dan adan bernegara. Diluar dugaan Bapak Bangsa, membuat ada pihak yang alergi, antipati.

Kebebasan untuk berideologi tersaring oleh norma berbasis Pancasila. Artinya, mau praktik politik lokal yang mengutamakan, mengedepankan asas pokoknya menang. Sampai berkolaborasi dengan ilmu tenaga dalam yang lebih mantap. Memakai ilmu tenaga luar.

Kebutuhan akan demokrasi hanya bisa dirasakan oleh pihak yang tidak mau masuk total.

Pihak atau manusia yang memanfaatkan karakter demokrasi nusantara. Tahu belang tiga atau merah bibir manusia politik. Paham celah-celah demokrasi yang rawan sentuhan tingan. Hafal bahasa tubuh penguasa, khususnya yang bersemangat lanjut periode.

Arah angin demokrasi terasa jelang pilpres atau pergantian nama pemimpin besar revolusi mental. Maka daripada itu, perputaran kedaulatan rakyat terjadi di permukaan ambang bawah. Sila Pancasila masih menjadi sandaran dan acuan bersama.

Arus bebas melalui peradaban generasi bebas ber-TIK, ber-ITE. Siapa pegang kendali utuh. Harkat dan martabat bangsa bukan sesuatu yang diagungkan., apalagi dimuliakan. Semisal jabatan presiden identik petugas partai. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar