Jamaah Masjid Tanpa Melihat Punggung
Lelaki ahli masjid. Manfaatkan keringanan dengan keutamaan, sholat subuh
dan sholat isya’ di masjid. Lebih afdal sholat fardhu 5 waktu di masjid. Sholat
tahajud bisa dilaksanakan di masjid, sampai jelang azan subuh.
Bukan indikasi, mengapa sepertinya umat Islam malu, segan, enggan berada di shaf terdepan, di dérétan
belakang imam. Ilmunya jelas
sudah cukup umur untuk tahu makna dan keutamaan shaf terdepan. Datang lebih
awal. Jauh sebelum azan dikumandangkan. Bukan sekedar uber pahala.
Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama, kemudian mereka
tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka melakukan undian
itu. Sedandainya mereka mengetahui pahala bersegera pergi menunaikan shalat,
niscaya mereka berlomba-lomba kepadanya. Dan, seandainya mereka mengetahui
pahala jamaah shalat isya dan subuh, niscaya mereka mendatanginya meskipun
dengan merangkak.”
Jangan lupa. Diriwayatkan, bahwasanya Rasulullah menganjurkan untuk
melaksanakan sholat sunah di dalam rumah. Karena kondisinya lebih tersembunyi
dan lebih terhindar dari penyakit riya’, serta lebih terjaga dari segala
penyakit yang dapat menghapuskan pahala amal saleh.
Di samping itu, rumah juga akan mendapatkan berkah dan rahmat. Malaikat turun
ke dalamnya dan malaikat akan melarikan diri darinya.
Ketahanan umat Islam dalam perspektif kemakmuran masjid, dengan terwujudnya
semangat ukhuwah. Mungkin antar masjid bersaing dalam kemegahan. Bermegah-megahan
dalam mendirikan masjid. Namun secara individual antar umat Islam tetap dalam
ikatan akidah.
Bagi umat Islam yang terbiasa mengutamakan panggilan-Nya berupa azan. Bahkan
dalam kondisi sedia, siap, siaga, sigap untuk menegakkan sholat di awal waktu. Kepepetnya,
melaksanakan sholat pada waktunya. Dalil sholat jama’ sebagai solusi atau alternatif
terakhir.
Bukan untuk melazimi tempat di masjid. Tapi untuk melazimi ambil tempat di
shaf terdepan, sebagai tindakan sunah yang diutamakan.
Bisa terjadi, mental umat Islam yang terbiasa atau merasa aman, nyaman jika
ada orang berdiri di depannya. Sembunyi di balik pungung orang kuat. Sebagai bemper,
perisai. Kalau ada apa-apa, yang di depan tahu duluan dan sekalgus kena duluan.
Sehingga bisa menghindar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar