Halaman

Sabtu, 08 Juni 2019

Jamaah Masjid Tanpa Melihat Punggung


Jamaah Masjid Tanpa Melihat Punggung

Lelaki ahli masjid. Manfaatkan keringanan dengan keutamaan, sholat subuh dan sholat isya’ di masjid. Lebih afdal sholat fardhu 5 waktu di masjid. Sholat tahajud bisa dilaksanakan di masjid, sampai jelang azan subuh.

Bukan indikasi, mengapa sepertinya umat Islam malu, segan, enggan berada di shaf terdepan, di dérétan belakang imam. Ilmunya jelas sudah cukup umur untuk tahu makna dan keutamaan shaf terdepan. Datang lebih awal. Jauh sebelum azan dikumandangkan. Bukan sekedar uber pahala.

Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka melakukan undian itu. Sedandainya mereka mengetahui pahala bersegera pergi menunaikan shalat, niscaya mereka berlomba-lomba kepadanya. Dan, seandainya mereka mengetahui pahala jamaah shalat isya dan subuh, niscaya mereka mendatanginya meskipun dengan merangkak.”

Jangan lupa. Diriwayatkan, bahwasanya Rasulullah menganjurkan untuk melaksanakan sholat sunah di dalam rumah. Karena kondisinya lebih tersembunyi dan lebih terhindar dari penyakit riya’, serta lebih terjaga dari segala penyakit yang dapat menghapuskan pahala amal saleh.

Di samping itu, rumah juga akan mendapatkan berkah dan rahmat. Malaikat turun ke dalamnya dan malaikat akan melarikan diri darinya.

Ketahanan umat Islam dalam perspektif kemakmuran masjid, dengan terwujudnya semangat ukhuwah. Mungkin antar masjid bersaing dalam kemegahan. Bermegah-megahan dalam mendirikan masjid. Namun secara individual antar umat Islam tetap dalam ikatan akidah.

Bagi umat Islam yang terbiasa mengutamakan panggilan-Nya berupa azan. Bahkan dalam kondisi sedia, siap, siaga, sigap untuk menegakkan sholat di awal waktu. Kepepetnya, melaksanakan sholat pada waktunya. Dalil sholat jama’ sebagai solusi atau alternatif terakhir.

Bukan untuk melazimi tempat di masjid. Tapi untuk melazimi ambil tempat di shaf terdepan, sebagai tindakan sunah yang diutamakan.

Bisa terjadi, mental umat Islam yang terbiasa atau merasa aman, nyaman jika ada orang berdiri di depannya. Sembunyi di balik pungung orang kuat. Sebagai bemper, perisai. Kalau ada apa-apa, yang di depan tahu duluan dan sekalgus kena duluan. Sehingga bisa menghindar. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar