regenerasi generasi tumbal politik, jiwa sosial vs jiwa
politik
Jiwa sosial bisa dibentuk sejak dini pada diri anak bangsa pribumi
nusantara. Ingat risiko dan ketidakpastian yang besar dalam mengelola anak
sebagai investasi masa depan, membuat orang tua mengikuti permintaan pasar lokal.
Kurang yakin untuk mengambil risiko dengan daya antisipasi.
Semakin besar, banyak nilai
kehidupan sebagai faktor pengaruh pembentukan watak anak, dimungkinkan gap
antara nilai prediksi dan nilai aktual semakin pendek. Kemampuan pemulihan
alamiah masyarakat terhadao konflik sosial, khususnya bencana politik, perlu
periode satu generasi.
Sejauh ini dengan pemilikan rasa jiwa sosial, menjadi modal anak untuk
bergaul dan mengenal lingkungan. Saat masuk aktif berinteraksi sosial, tidak
canggung. Tahu diri dan cepat tanggap pengaruh lingkungan. Sigap membaca peta
politik yang masih samar, abu-abu.
Konsep ini memusatkan daya sosial sebagai teknologi alami yang mampu mendeteksi
masalah lingkungan yang didominasi penyakit politik lokal. Rumusan kehidupan
lebih adaptif, antisipatif terhadap adab berbangsa dan bernegara.
Penyakit politik yang tampak pada geliat manusia politik segala aliran,
akhirnya menjadi musuh peradaban. Jiwa politik yang merupakan warisanpolitik,
menjadikan ybs anti-sosial. Kacamata kuda kian mengarahkan, memfokuskan
pandangan pada umpan kursi kuasa di depan mata. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar