Halaman

Senin, 17 Juni 2019

regenerasi generasi tumbal politik, jiwa sosial vs jiwa politik


regenerasi generasi tumbal politik, jiwa sosial vs jiwa politik

Jiwa sosial bisa dibentuk sejak dini pada diri anak bangsa pribumi nusantara. Ingat risiko dan ketidakpastian yang besar dalam mengelola anak sebagai investasi masa depan, membuat orang tua mengikuti permintaan pasar lokal. Kurang yakin untuk mengambil risiko dengan daya antisipasi.

Semakin besar, banyak  nilai kehidupan sebagai faktor pengaruh pembentukan watak anak, dimungkinkan gap antara nilai prediksi dan nilai aktual semakin pendek. Kemampuan pemulihan alamiah masyarakat terhadao konflik sosial, khususnya bencana politik, perlu periode satu generasi.

Sejauh ini dengan pemilikan rasa jiwa sosial, menjadi modal anak untuk bergaul dan mengenal lingkungan. Saat masuk aktif berinteraksi sosial, tidak canggung. Tahu diri dan cepat tanggap pengaruh lingkungan. Sigap membaca peta politik yang masih samar, abu-abu.

Konsep ini memusatkan daya sosial sebagai teknologi alami yang mampu mendeteksi masalah lingkungan yang didominasi penyakit politik lokal. Rumusan kehidupan lebih adaptif, antisipatif terhadap adab berbangsa dan bernegara.

Penyakit politik yang tampak pada geliat manusia politik segala aliran, akhirnya menjadi musuh peradaban. Jiwa politik yang merupakan warisanpolitik, menjadikan ybs anti-sosial. Kacamata kuda kian mengarahkan, memfokuskan pandangan pada umpan kursi kuasa di depan mata. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar