ketahanan pangan tanpa sistem pertahanan, rawan
intervensi
Sah-sah saja mengandalkan kemurahan dan keramahan alam nusantara. Julukan negara
agraris, maritim, kepulauan sebagai nilai jual atau potensi diri. Panjang garis
pantai landai bukan jaminan produk garam mencukupi. Tol laut mengimbangi jalur
bebas pasar terapung 24 jam. Sistem barter atau pola pagar doyan daun muda.
Perkumpulan, paguyuban tani sampai partai politik pro-petani menambah beban
politik. Hukum politik berlaku yang mana daripada akibatnya kebutuhan dasar
akan pangan menjadi agenda gelap. Sentimen pasar menentukan ketersediaan,
kecukupan dan pasokan. Tata niaga, mata rantai, hulu ke hilir merupakan
kebijakan dinamis.
Kesepakatan dicapai dengan patokan siapa untung besar, untung duluan,
selalu untung. Asumsi rakyat sejahtera santap nasi 3x sehari. Mengikuti anjuran
gaya konsumsi 4 sehat 5 sempurna. Suplemen pangan lebih berklas dengan gizi
global. Tidak hanya itu, bumbu dapur keluarga siap tampung produk tani asing.
Tanah-air memberi jaminan mutu air layak minum tanpa rebus. Kemasan air
mineral siaga isi ulang. Ini yang masih kita punya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar