keadilan sosial, menu rakyat vs komoditas politik
Sudah watak anak bangsa pribumi nusantara, sejak dahulu kala. Memberlakukan
sifat sosial sebagai menu harian. Dipraktikkan tanpa rumusan formal apalagi
dalil politik. Norma sosial menjadikan manusia sipil, manusia sosial berlaku
hati-hati. Jangan sampai menyinggung perasaan liyan.
Modal sosial berupa budi pekerti, tata krama, guyub rukun, gotong royong, adab
bertetangga menjadi hukum tak tertulis. Adat ramah lingkungan dengan aneka cara
dan acara. Laju kehidupan sosial, dalam kondisi tertentu akan menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan
zaman.
Bentang geografis nusantara, menjadikan sistem sosial sedemikan majemuk,
rumit dan serba saling. Arus globalisasi dikhawatirkan mempengaruhi perkembangan
dan perubahan sosial masyarakat lokal. Gempuran budaya global, yang melenggang
bebas masuk tanpa sensor, tanpa filter, tanpa karantina. Sejalan laju waktu akan
menggerus nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
Realitas kehidupan bermasyarakat merupakan realitas sosial masa kini
ataupun realitas yang berbasis rangkaian peristiwa sejarah.
Kata ahli berdasarkan asumsi cepat. Terungkap nyata bahwa egalitarianisme atau bentuk lain
persamaan hak, berlaku pada beberapa aspek kehidupan, antara lain politik, ekonomi,
sosial, hukum. Sehingga kekerasan diskriminatif atas nama perbedaan tidak lagi marak
di masyarakat Indonesia.
Ironis binti miris, terjadi kekerasan fisik, intimidasi hukum atas nama beda
pilihan politik, hanya akan merusak persatuan Indonesia dari dalam.
Nyaris arah olah kata agak melenceng. Keadilan sosial menurut bahasa
politik dan kamus politik adalah “semakin banyak mulut, semakin nyenyak perut”.
Dimaknai, kian berjubel parpol mengurus negara, semakin
banyak pihak yang merasa berhak sejahtera.
Namanya politik. Kasta manusia politik sebagai alat untuk mendongkrak
martabat. Masuk kasta superior. Apalagi jika masih aktif sebagai penyelenggara
negara. Negara menjadi hak milik. Negara mau dikapling-kapling, disewajualkan,
dikonversikan atau sebagai kompensasi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar