mégakursi
nusantara berkaki seribu
Apakah wajahnya bak Dasamuka, ujar penggemar komik
wayang. Jangan-jangan tanpa raut muka. Ekspresi diri, cerminan jiwa tampak di
lebarnya senyum. Karena pemuka adalah pemimpin. Muka, wajah, roman, rupa bak
topeng diri yang jujur. Maka daripada itu, pemuka bisa menyerupai siapa saja. Bisa
merupakan simbol roman apa saja. Mampu bermuka seusai skenario perwatakan.
Model di permukaan, condong sesuai asas timbal balik
yaitu “memberikan sesuatu sebaik yang mereka terima”. Masalahnya, siapa yang
terlebih dahulu memberi. Artinya, antara pihak yang menyuap dengan pihak yang
menerima suapan, dikenai pasal yang sama.
Transformasi konflik di daerah lokasi akar rumput sampai pengorganisasian
aneka modul intimidasi dalam identitas politik.
Pasal titik temu antara pihak yang layak diduga akan
melakukan pembunuhan dengan pihak karena peran politiknya atau ahli meracik
konflik, terbayang-bayang pembunuhan.
Manusia hidup dan berkelanjutan karena mampu mengelola
konflik batin. Keterbatasan daya jangkau kaki, bisa pinjam kaki tetangga
sebelah kamar.
Konflik tidak melulu terjadi karena klimaks perseteruan
terselubung. Persaingan memperebutkan kursi yang sama. Konflik politik sengaja diciptakan oleh aktor non-negara atau
karena panggilan tugas, perintah atasan, sesuai bayaran. Efek domino konflik sesuai skenario, yaitu berkepanjangan
dan berdampak luas.
Konflik sejatinya melibatkan tiga komponen utama, yaitu status, umur
teknis kursi, dan sumber daya asing sebagai cadangan utama.
Agar periode berlanjut dan tak perlu sigap ancang-ancang
ambil langkah seribu. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar