Normalisasi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Zaman Orde Baru dengan penguasa tunggal militer. Menjadikan kampus
perguruan tinggi bak musuh depan hidung. Jangan sampai kampus menjadi kampus perjuangan.
Karena tahu berkat mahasiswa turun ke jalan, bersama elemen masyarakat,
berhasil menumbangkan Orde Lama. Ingat Tritura. Lanjut.
Artinya, atas nama bangsa dan negara, penguasa bisa dan tega berbuat apa
saja. Pancasila Sakti menjadi pamungkas, andalan manjur dan jurus jitu. Pihak berseberangan
akan dilibas sampai ampas. Singkat kata, atas kehendak rakyat serta atas
petunjuk bapak presiden, sejarah berulang. Namun bertolak belakang.
Kampus menjadi kambing congek. Maunya berpolitik praktis atau gaya politik
yang belum pernah terjadi di dunia. Tahun politik atau dua tahun jelang akhir periode 2014-2019.
Tanpa komando, beberapa kampus secara aklamasi mendukung capres petahana,
pejawat. Kampus kehilangan jiwa dan jati diri.
Kembali ke modus penguasa tunggal Orde Baru, liwat menteri yang bertanggung
jawab dunia pendidikan tinggi menggulirkan rumusan harga mati NKK (normalisasi
kehidupan kampus).
Jadi, akankah di periode 2019-2024 terjadi pergantian peradaban. Katakan,
rakyat dengan segala daya prihatin, tetap rakyat. Mau ganti presiden tiap tahun
tak pengaruh.
Akumulasi bencana poliik tingkat lokal, regional sampai nasional sudah
sampai ambang batas kritis. Darurat kepemimpinan nasional. Krisis masa depan. Jangan
sampai maskapai asing, armada asing, skuadron asing, pangkalan militer asing
buka cabang sampai pinggiran nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar