Halaman

Senin, 10 Juni 2019

taruhan kursi mbokdé Mukiyo, dudu turahan kursi


taruhan kursi mbokdé Mukiyo, dudu turahan kursi

Mau blak-blakan fakta. Bahwasanya setiap konflik sosial berbasis politik bahkan bencana politik, hakikatnya mengandung unsur dan nilai budaya. Interaksi sosial antar manusia dan relasi timbal balik antara manusia dengan alam.

Karakter manusia dan atau orang Indonesia pada umumnya. Di satu sisi bisa menjadi potensi diri maupun komunitas. Di pihak lain bisa menjadi pemacu dan pemicu konflik. Sekedar ‘salah paham’ bisa berakhir dengan tawuran. Main bakar-bakaran. Kendali emosi, lepas kontrol menjadi lepas kendali akibat rasa solidaritas.

Lain halnya jika sudah berlabel sebagai manusia politik. Ikhwal kesetiakawanan sosial, terpinggirkan secara yakin dan menerus. Membentuk kubangan dendam politik. Pelakunya bukan saja yang gagal raih suara. Bahkan dimiliki oleh mantan wapres, malah bekas presiden. Politik mampu menjadikan manusia menjadi setengah manusia. Sederhana dan tanpa prosedur birokratif.

Mereka mengorbankan harga diri demi kesejahteraan partai. Loyal total kepada sosok penguasa tunggal partai. Dilengkapi dengan sigap bela partai, pasang badan. Semakin lama menikmati kursi berdasarkan raihan suara, entah argo apa yang melaju. Ybs saja tidak tahu. Jangan bandingkan dengan ikhwal nikmat duduk sebagai presiden seumur hidup perusahaan partai politik keluarga. Di negara belahan dunia lain. Masih berkembang. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar