Halaman

Rabu, 12 Juni 2019

Tulislah Apa Yang Tidak Kau Ketahui Tentangnya


Tulislah Apa Yang Tidak Kau Ketahui Tentangnya

Tanpa syarat atau sebaliknya, sarat syarat. Pakai jalan tengah. Bisa pilih jalan pintas tapi pantas. Tetap pada pakem. Jangan kau katakan apa yang tidak kau lakukan. Jangan kau ujar lisankan apa yang tidak kau kerjakan.

Bedakah dengan menulis. Menulis bisa spontanitas. Apa yang tertangkap oleh radar hati. Langsung ketik. Tanpa proses. Kebiasaan berpikir positif, sigap sebagai pendengar yang bijak. Memberi umpan silang ke lawan bicara.

Posisi saya acap diajak bicara. Sang pembicara mungkin jarang adu asah otak. Sibuk berangan-angan. Bicara belum selesai sudah kehabisan amunisi. Mudah dibangkitkan dengan sedikit diingatkan, langsung membara.

Berat memang. Di masyarakat kita harus lepas status pekerjaan. Ikut dan lebur dengan rasa dan rukun yang beredar resmi. Bukan iseng. Tapi ada niatan ajak berbincang seseorang. Berasa ada proses timbal balik substansial. Saya utarakan belum tuntas. Gayung bersambut dengan penjelasan mendalam. Padahal apa yang akan saya utarakan baru pembuka. Pemanasan emosi agar waktu terasa padat. 

Berpikir bahwa semua orang lebih tahu. Minimal mereka memiliki pengetahuan, ketahuannya, serba tahunya jauh di atas rata-rata lokal. Faktor “U”, misal uban, umur, usia, uzur sebagai bukti diri.

Rekaman lelap malam yang tersisa. Menjadi bahan baku pagi dan langsung jadi. Tayangan pertama siap baca. Gabungan kehidupan usai bertarung di dua dunia. Yakin bahwa itu bukan godaan jin. Jangan terburu menganggap sebagai pratanda, sinyal atau pintu masuk.

Gambaran “masa depan” tergantung kadar doa jelang tidur. Meliwati malam dengan sehat, jauh dari cukup. Niat tahajud menjadi standar diri. Jauh sebelum kumandang azan subuh, sudah sigap tafakur di shaf terdepan masjid langganan. Melihat jamaah yang datang lebih awal, lebih berusia. Menambah nikmat beraudisi dengan Allah swt.

Waktu jelang iqomah, mustajab untuk panjatkan doa. Melengkapi renung diri saat tafakur, tunggu azan. Banyak pasal yang susah dikatakan, diutarakan dengan kata. Jika ikhwal tersebut muncul rutin. Awal dari kejadian yang tidak akan kita ketahui sekarang.

Bahkan setelah kita “melakukan” dan atau “mengerjakan” dalam hitungan tahun. Tahu-tahu kejadian sudah terjadi. Seolah diri kita dimajukan ke depan beberapa tahun. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar