bangganya pensiunan pejabat, dapat jawilan layat
Selain pensiunan pejabat, ybs lebih tua ketimbang NKRI. Jalan kaki seperti
ogah-ogahan. Bak inspeksi. Celana pendek, kaos kebesaran dengan nomenklatur. Rambut
jauh dari model cepak. Kaum emak-emak tidak ada yang percaya kalau beliau
pensiunan pejabat.
Tampilannya saja kumuh. Maunya ybs, bergaya low
profile. Girang pertama, jika
ada pihak yang iseng menyapa atau menyapa dengan tulus, sambil munduk-munduk. Tepat
dugaan khalayak. Gaya ybs mirip germo inspeksi warga binaan. Menentukan siapa
yang layak tanding jika ada order dadakan.
Kebiasaan rapat saat dinas, datang belakangan. Atau kalau hadirin sudah
komplit, terwakili, baru dipersilahkan masuk. Tak jauh dari gaya pejabat di
semua kasta loyalis penguasa. Ditambah busana seragam bak militer atau polisi. Kian
merasa bertaji. Irung kian tajam mengendus.
Pejalan kaki jangan main salip tanpa menyapa. Jangan coba-coba potong
jalannya. Urusan bisa masuk pasal
perbuatan tidak menyenangkan. Layak dianggap menghina pejalan kaki. Apalagi pemotor
main klakson. kalau orang tak dikenal bingung cari alamat. Terpaksa tanya ke
ybs. Tanya harus sopan. Salah gaya malah bisa dikuliahi.
Jika ada berita duka cita. Pendengar otomatis datang ke rumah duka. Tidak bagi
ybs. Diampiri oleh rombongan pelayat. Ybs dengan tegas menjawab sambil tangan
beraksi bak pejabat, “Nanti saya menyusul . . . “. Sampai tahlilan hari pertama
pun tak akan menampakkan batang hidungnya. Sesuai guyon srimulatan, “gak level”,
sehingga ybs merasa tak wajib hadir. Bisa diwakilkan.
Bukan iseng. Pas ada warga satu RT yang meninggal di RS. Warga sibuk
menyiapkan bendera kuning, pasang tenda biru, membuat rangkaian bunga. Tokoh masyarakat
berbondong ke rumah si pensiunan pejabat. Menyampaikan berita duka sekaligus
menyampaikan undangan lisan. Agar
ybs sudi kiranya datang. Minimal kedatangannya sangat diharapkan. Memberi sambutan
atas nama bangsa dan rakyat setempat. Belum tentu manjur. Kalau mendadak pilek,
punya dalih ngeles dengan bangga.
Jadi . . . [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar