Halaman

Jumat, 14 Juni 2019

jurus pembuka menentukan nasib olah kataku


jurus pembuka menentukan nasib olah kataku

Tak ada jaminan, walau ada korelasi. Bahwa sudah sekian ribu judul kutayangkan di blogspot pribadi. Lantas, begitu ide melintas. Tinggal duduk manis depan laptop. Jari menari mengikuti kata hati. Tak pakai repot memulai. Meluncur begitu saja. Kejadian kebanykan malah sebaliknya.

Kalau baru niat plus sedikitkalimat yang siap tulis, jangan coba-coba buka laptop. Konsultasikan dengan jalannya angan-angan. Membaca karya tulis orang lain untuk menemukan tata bahasa. Ganti kata kunci dengan atau sesuai judul. Bisa jadi satu alenia tulisan sendiri, didaur ulang.

Yakin dengan tema yang akan diangkat. Biasanya juga yakin jika memakai pembuka standar, hafalan maka malah berhenti di tengah jalan. Perjuangan dalam berolah kata, pada pemantapan alenia pertama.

Keunggulan dan keutamaan alenia pertama, alenia utama bisa merupakan kesimpulan ringkas. Memberikan gambaran. Prosesi menemukan etalase bisa inap malam. Diajak merenung dibawa ke alam mimpi. Pagi, dimantapkan dengan tafakur di masjid. Tunggu azan subuh saat manjur menangkap suara alam. Mohon dibukakan pintu hati untuk kelancaran urusan hari ini.

Seperti bertinju. Ronde pertama masih jual beli pukulan. Model sepak bola. Tahu pola main lawan. Begitu peluit dan menguasai bola, langsung menggebrak pertahanan lawan. Namanya permainan bola voli. Atraksi ‘5 menit di udara’. Bola hanya pindah kubu.

Mengacu ke olah raga otak, catur. Kesalahan di langkah pertama bisa fatal. Nasib baik. Alenia pertama tertulis. Seperti sebagai pembuka untuk menetapkan alenia pertama dengan asas sebaiknya, seharusnya, selayaknya. Langsung terjemahkan jurus pembuka yang sudah teruji.

Jujur saja. Menyimak ‘entri populer’ di blogspot. 10 judul terbanyak pemirsanya. Melihat judul pertama yang tak pernah turun peringkat. Kurasakan, judulnya biasa saja, standar, nyaris umum. Ada kandungan filosofis, filsafati atau apapun sebutannya. Bersyukur komplit, karena merupakan olah kata berbasis shalat. Generasi penerus sebagai pelaku utama.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar