Islam Nusantara vs Islam Ibu Pertiwi
Bukan mempertentangkan. Kendati sama-sama tentang Islam. sejatinya, sekedar
beristilah, masih ada penamaan Islam pribumi, Islam tradisional, Islam primitif,
Islam abangan, Islam KTP dan sebutan, predikat yang tak akan menambah sadar
diri umat Islam.
Agaknya, ada beberapa komunitas umat Islam yang bangga dengan identitas. Maksudé, seneng tetenger sing gawé wataké tenger-tenger bingung.
Menelusuri sebab-musabab, awal-muawal agama Islam sampai dan berkembang di
Indonesia.
Ingat prinsip dasar menjabarkan judul olahkata. Bermula dengan batasan definitif
substantif. Metode pengolah kata, sebagai karakter diri, tak perlu
mendefinisikan kata kunci, substansi judul. Kian penasaran memang itu sasaran
antara.
Agaknya, kita rujuk standar umum praktik mu‘amalah dan siyasah
Syar‘iah. Singkat kata, katanya ini adalah berupa pokok dan kaidah
syariat, serta maqashid syari‘ah. Untuk menghilangkan dan menghentikan sesuatu yang membahayakan (dharar). Tujuan
utama untuk memelihara lima hal (kulliyat khams), yaitu memelihara agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta.
Jelas, umat Islam jangan terjebak wacana, fenomena tentang nomenklatur,
penamaan, identitas yang malah seolah memunculkan kasta, strata, klas.
Ironis binti miris, jika rasa ke-aku-an
mengarah ke superior, merasa serba paling berdasarkan organisasi kemasyarakatan,
partai politik. Hindari rasa takjub
diri, karena sebagai alumnus asing. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar