Halaman

Sabtu, 08 Juni 2019

panggilan maghrib pasca Ramadhan


panggilan maghrib pasca Ramadhan

Sebutan puasa pemula, untuk umat Islam karena usia belum wajib puasa. Hasil pola didik dengan sistem panutan dalam keluarga, sang anak sejak dini – bahkan sejak dalam kadnungan – sudah dikenalkan dan diajak mempelajari serta mempraktikkan syariat agama Islam.

Belum wajib sholat, tapi sudah ikut aktif jadi makmum di rumah. Ortu mengajak ke masjid. Kewajiban orang tua untuk melakukan tarbiah, tuntunan. Keluarga, rumah tangga menjadi sekolah pertama, madrasah awal bagi anak.

Puasa Ramadhan menjadi ringan karena banyak teman. Penggoda justru datang dari diri sendiri. Beda dengan puasa di luar Ramadhan. Salah kaprah jika umat Islam memandang sholat taraweh sebagai kelengkapan puasa Ramadhan.

Peluang dan kesempatan orang beriman untuk mencapai derajat takwa, muttaqin sebesar 8,3% dalam satu tahun. Etape 3 dekade hari. Beberapa bulan jelang Ramadhan, sudah ada tuntunan Rasulullah untuk menyiapkan diri. Islam menguraikan babak persiapan agar waktu ikut laga puasa Ramadhan, bisa sampai buka terakhir, di hari terakhir.

Tak bisa dipungkiri, kesiapan puasa Ramadhan umat Islam tampak jelang waktu maghrib. Sigap diri di menit-menit terakhir. Menu buka puasa tinggal pilih. Menu khusus, khas yang hanya muncul di bulan puasa Ramadhan.

Mendadak telinga jadi peka, sénsitif. Tak seperti hari-hari biasanya. Peserta iftor, takjil sudah duduk dengan santun di masjid. Penantian membuat adrénalin kembang kempis. Tak tahu, apakah jelang imsak juga terjadi “perjuangan”. Ataukah masih sempat dengar azan subuh. Waktu dalam ukuran detik sedemikian berharga. Walau siaga buka bareng di masjid. Suara pertama azan maghrib yang terdengar, langsung berdoa dan batalkan puasa.

Kembali ke fitrah sebagai manusia yang bak bayi baru lahir, mengenal dunia. Memasuki 1 Syawal, sepertinya pemuasa dengan kategori puasanya orang awam, kembali normal, kembali ke dunianya masing-masing. Kembali sibuk ke urusan dunia. Argo menu harian langsung melaju. Jangan dibilang, puasanya ora ngéfék barblas. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar