njempaliking lambé ngisor
Piranti lunak yang ada di wajah manusia, multimanfaat,
multiguna, multifaedah, multifungsi. Barometer kondisi jiwa sampai bisa jadi
kanvas. Dilatih ekspresi mimik muka untuk menampilkan karakter. Pada kondisi
alami, seluas wajah, setebal kulit dan aneka bentuk permukaan.
Peribahasa dengan mengandalkan lema ‘lambé’, terasa
atraktif dan akan terus bertambah. Bukan untuk menilai ciptaan-Nya. Lebih ke
arah kemultian di atas. Obyek operasi plastik agar rasa percaya diri meningkat.
Menambah wibawa, pesona, citra diri.
Bentuk idealnya tidak bersifat universal. Tidak bisa diklasifikasikan
secara hirarkis. Seperti nasib warna kulit, bentuk dan warna rambut. Pilihan tergantung
sering tidaknya bercermin. Bahasa tubuh kian nyata dengan tampilan sepasang
bibir.
Manusia yang gemar buka mulut. Tanpa sadar menampakkan
konflik vertikal antara bibir atas dengan bibir bawah. Tapi justru model
koordinasi menunjukkan kejujuran diri. Kesan pertama karakter wajah, simak
sikap bibir apa adanya.
Olah kata ini, terinspirasi karena tanpa sengaja melihat
wajah, menatap muka orang lain. Tiba-tiba tanpa niat, apalagi rencana. Seperti bukan
melihat dirinya. Semacam sinyal, pratanda.
Nyiréni, ngalamati atau sebutan lain. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar