Di Bawah Tempurung Zonasi PPDB
Pendidikan tidak sekedar sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran bagi peserta didik. Proses
mengembangkan potensi diri peserta didik lebih ditekankan pada penyiapan untuk
masa depannya. Termasuk siap tanding mengikuti kompetisi regional bahkan
nasional memperebutkan bangku pendidikan tinggi.
Lebih dari itu, kenyataan hidup arus globalisasi menyebabkan pesaing asing
bebas melenggang masuk ke tanah air. Menyiapkan generasi yang siap berbaur
dengan kekuatan asing di negeri sendiri, perlu ilmu. Kalau cuma faktor jarak
rumah tinggal dengan sekolah, bukan kendala utama. Dukungan pemerintah dengan
membangun SMA negeri disetiap kelurahan, belum terwujud 100%. Lihat betapa nantinya lokasi perguruan tinggi
negeri favorit.
Sudah banyak anak bangsa yang menyiapkan diri menuntut ilmu di negeri
orang. Menimba ilmu sampai seberang lautan. Sampai negeri China. Ekonom
nusantara didominasi lulusan universitas di manca negara. Betapa S1,S2, S3
alumni universitas negara lain siap meramaikan bursa tenaga kerja Indonesia.
Kita tarik mundur. Suasana belajar jangan diartikan peserta didik steril
dari konflik. Proses pembelajaran jangan memanjakan anak, mengikuti kembang
tumbuh jiwa peserta didik. Sekolah ramah anak, mengajak anak kalau memang bisa
jalan cepat, mengapa pula diajak jalan santai.
Jangan sampai sistem zonasi PPDB menjadi biang kegagalan prematur atau menjadi
jago kandang. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar