politik kreatif pasca
mabuk olok-olok dan nista diri
Politik kreatif tak muncul begitu saja. Diyakini akibat jenuh hafalan
revolusi mental di 2014-2019. Menyerupai politik digital. Sang operator jelas
bukan bak programmer computer zaman bahula. Syarat minimal mahir memainkan
ujung jari. Komplitnya, ahli mendramatisir manfaat ujung lidah.
Mengandalkan angan-angan dan pengalaman hidup dari sumber daya manusia dengan
Mesin sebagai faktor utama 5M dalam praktik politik. Robot hidup dengan sisa
imajinasi.
Politik kreatif adalah aksi modus politik yang menjadikan kreativitas aneka
ujaran penistaan, budaya pembodohan diri, daya olok-olok politik tumpuan masa
depan.
Politik kreatif merupakan daya penggerak pergeseran dan peradaban politik
lokal. Lacak pada tingkatan produktivitas kawanan anak bangsa klas sublokal. Terkontaminasi
adonan multinasional. Gamang atau gagal paham ikut arus semiglogal.
Adalah manusia dan atau orang asli Nusantara. Berdaya serap tinggi akan
kemajuan teknologi. Hitungan jantung secara digital. Daya kreatif dibutuhkan
untuk tetap bertahan melampaui umurnya.
Kawanan anak bangsa pribumi berdaya tanding dan sekalgus sebagai cadangan
sumber daya manusia terbarukan. Liwat mekanisme eksploitasi modal kreativitas.
Agar politik kreatif tidak rontok sebelum jatuh tempo. Kiat sukses adalah
harus ada kreativitas segala menu. Esensi, hakikatangan-angan bawah sadar. Otentik,
original dan dapat diproteksi oleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Di Indonesia, politik kreatif memang produk unggulan pemerintah. Jangan sampai
ada yang melek politik malah nantinya minta jatah. Bagian nyata, utuh dari
wujud politik bagi hasil.
Modal dengkul saja sudah minta jatah kursi.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar