debat bulat telur, pamér bégo vs unjuk pandir diri
Telur produk binatang unggas, burung maupun reptil. Beda
pada kekerasan kulit. Produksi harian atau bergerombol. Diyakini, ujung yang lonjong
mengerucut, lancip tumpul akan keluar duluan. Sebagai pembuka jalan. Pantat
telur belakangan. Bagaimana hubungan timbal balik antara kulit sang induk
dengan kulit telurnya.
Telur mempunyai dua tampak muka beda. Bulat telur. Dari arah
beda 90 derajat, tampak oval, lonjong, bulat panjang. Tak perlu diperdebatkan. Mana
bagian depan, bagian atas maupun tampak samping atau profil. Jika diletakkan, bagian
bawah akan tampak.
Manusia melihat telur menghasilkan rumus lingkaran, rumus
bola dan juga rumus benda lonjong asimetris. Soal mengapa, kenapa kuning telur
nyaris bulat. Posisinya tidak pas di tengah. Membelah telur rebus. Perlu ilmu
untuk agar simetris bilateral. Wajar jika kita pilih belahan yang kuningnya
banyak.
Harga telur tergantung harga pakan di pasar tradisional. Ayam
kampung bebas makan apa saja yang tersedia di alam. Bermodal ceker dan patuk. Ayam
pedaging bak partai politik yang tak mengakar ke rakyat. Maunya dapat kursi
kekuasaan tanpa harus modal dengkul. Bilamana perlu kaki untuk menyepak, mendepak,
menjegal. Lutut lebih berdaya jelajah.
Manusia politik maunya melihat dirinya bak bulat telur. Bukan
pada atau dari sisi lain yang lonjong asimetris. Takut ketahuan belangnya. Kian
bergengsi sebagai telur dari ayam petelur. Juga tidak. Maunya kursi kekuasaan
bisa diwariskan. Bayangan sebagai ayam ras, menjadikan dirinya elit parpol. Padahal,
petugas partai saja bisa jadi presiden.
Kapasitas diri, potensi diri harus dilihat dari segala
arah, semua aspek. Sinetron kurang lakon jika tidak ada adegan di kuburan,
iempat pemakaman umum. Bukan untuk mengingatkan kematian.
Pasfoto bisa beda dengan aslinya. Foto seutuhnya, hasil
swafoto atau bukan, lebih bunyi. Foto prawed untuk meyakinkan semua pihak.
Beda dengan debat bumi bulat atau bumi datar bagaikan
hamparan. Bagaimana kita, bukan menurut selera kita. Tapi apa yang dilihat
orang lain pada diri kita. Sederhana. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar