Indonesia datang tahun politik, konsultan asing vs
skenario asing
Karakter kuat negara berkembang. Ukuran pada jumlah dan
sebaran penduduk. Dalih Ideal pelayanan, kesempatan desa/kelurahan mekar. Dalil
politik taktis, pemekaran provinsi. Parpol baru jelang pemilu. Parpol lokal
kalah nyata dengan dinasti politik putra-putra asli daerah.
Pemerintah bayangan bukan ilusi, fatamorgana, fantasi
politik. Peta politik, kantong pemilih menyuburkan dominasi partai. Kebijakan teritorial
sipil ada ambang atau batas jenuh. Kawasan otoritas kian menambah daya
cengkeram manusia ekonomi multinasional, semiglobal.
Jika kepala negara sebagai petugas partai. Betapa nasib kasta
kepala daerah. Parpol model begini ini biang disintegrasi bangsa. Daerah atau
kawanan lokal tak perlu makar. Cukup loyal total. Utamakan kebijakan partai
ketimbang aspirasi rakyat. Toh kebutuhan akan hadirnya sebuah parpol muncul dari
bawah. Bukan bawah sadar atau kalkulasi politik.
Lapang dada rakyat atas kejahatan politik. Bukan itu
maksudnya. Penguasa tak akan mampu mengakomodir kebutuhan rakyat. Menjadi kewajiban
wakil rakyat. Utusan daerah, perwakilan daerah bukti nasib rakyat
diperhitungkan dengan seksama.
Langkah aman satu periode. Hitung mundur dengan
mendayagunakan segala potensi. Lebih dari mundur. Raih kekuasaan dengan tenaga
dalam. Tak mempan. Pakai tenaga luar. Ongkos biaya perkara ditanggung pihak
pengundang.
Membangun Indonesia dari dalam. Mengandalkan kekuatan,
kemandirian, ketahanan lokal. Demi sukses periode, perlu percepatan dan
akselerasi dengan permintaan pasar global. Buka pintu dan ramah investor. Siapkan
kapling sampai pojok desa. Indonesia sejahtera di pelupuk mata. Jangan mengejapkan
mata. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar