Halaman

Rabu, 06 Februari 2019

Indonesia datang tahun politik, konsultan asing vs skenario asing


Indonesia datang tahun politik, konsultan asing vs skenario asing

Karakter kuat negara berkembang. Ukuran pada jumlah dan sebaran penduduk. Dalih Ideal pelayanan, kesempatan desa/kelurahan mekar. Dalil politik taktis, pemekaran provinsi. Parpol baru jelang pemilu. Parpol lokal kalah nyata dengan dinasti politik putra-putra asli daerah.

Pemerintah bayangan bukan ilusi, fatamorgana, fantasi politik. Peta politik, kantong pemilih menyuburkan dominasi partai. Kebijakan teritorial sipil ada ambang atau batas jenuh. Kawasan otoritas kian menambah daya cengkeram manusia ekonomi multinasional, semiglobal.

Jika kepala negara sebagai petugas partai. Betapa nasib kasta kepala daerah. Parpol model begini ini biang disintegrasi bangsa. Daerah atau kawanan lokal tak perlu makar. Cukup loyal total. Utamakan kebijakan partai ketimbang aspirasi rakyat. Toh kebutuhan akan hadirnya sebuah parpol muncul dari bawah. Bukan bawah sadar atau kalkulasi politik.

Lapang dada rakyat atas kejahatan politik. Bukan itu maksudnya. Penguasa tak akan mampu mengakomodir kebutuhan rakyat. Menjadi kewajiban wakil rakyat. Utusan daerah, perwakilan daerah bukti nasib rakyat diperhitungkan dengan seksama.

Langkah aman satu periode. Hitung mundur dengan mendayagunakan segala potensi. Lebih dari mundur. Raih kekuasaan dengan tenaga dalam. Tak mempan. Pakai tenaga luar. Ongkos biaya perkara ditanggung pihak pengundang.

Membangun Indonesia dari dalam. Mengandalkan kekuatan, kemandirian, ketahanan lokal. Demi sukses periode, perlu percepatan dan akselerasi dengan permintaan pasar global. Buka pintu dan ramah investor. Siapkan kapling sampai pojok desa. Indonesia sejahtera di pelupuk mata. Jangan mengejapkan mata. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar