Halaman

Minggu, 17 Februari 2019

tersedia 14% - 15% suara dadakan


tersedia 14% - 15% suara dadakan

Hukum keseimbangan lebih cepat berlaku di bumi Nusantara. Mengalahkan logika ekonomi pada korelasi antara permintaan dengan ketersediaan, khususnya harga. Daya belanja masyarakat yang karena ketidakmampuan, masih bisa beli beras harga rakyat. Rumah tangga miskin, belanja rorkok lebih makmur ketimbang mempertahankan asap dapur tetap mengepul.

Kian dicarikan dalih, hanya menambah buruk muka. Politik dalam negeri menjadi beban. Serahkan remah-remah untuk loyalis klas nasi bungkus. Olok-olok politik cara sehat untuk fokus menyiapkan suara siluman.

Versi pendapat menurut ahli, dikatakan sadar politik – masih jauh dengan hakikat cerdas ideologi – adalah sekelumit mental yang menjadikan dirinya pemakan segala. Merasa potensi diri berlipat jika ada orang lain yang dirasakannya seirama, seperjuangan. Jiwa patriotisme membara.

Mampu melakukan “pengorbanan’ demi tokoh sanjungannya. Mampu melakukan akrobatik kata, manuver kalimat tanpa mengalami kesulitan berarti. Kian laju memproduk pihak lawan waspada, kain bangga. Agama diri pun sampai tertanggalkan di mana berada.

Karateristik multidimensional dari sadar politik dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: Siji, sadar politik  terkait dengan faktor kejiwaan. Saking banyak narasinya. Abaikan. Loro. Sadar politik terikat pada ketrampilan lidah dan ujung jari. Karena hanya ybs yan tahu persis.

Melongok sejejnak ke dapur pacu kamar sebelah. Aneka faktor yang mempengaruhi kinerja, sebut saja faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Dalil lain menyatakan faktor individual dan faktor lingkungan.

Senyatanya, sadar politik, melek politik bangsa bukan hal menggembirakan petahana. Di atas kertas, kinerja formal menang kewajiban sebagai petugas partai. Tidak bisa dijadikan bahan promo murahan.

Himpunan suara mana yang dipercaya mendongkrak. Akses masuk ke Nusantara liwat ‘langit’, dipermudah. Bukan itu maksudnya. Kontrol awam, rakyat diminimalisir. Jangan sampai ada saksi eksodus suara dari seberang lautan.

Tahun politik 2019. Ketika suara bumi sudah tidak dapat diintimidasi. Ketika suara langit sudah tak mau basa-basi. Pakai jalan tengah yang dirasa aman. Himpunan suara anyar dari negeri seberang. Jalan layang-melayang senyap 24 jam. Maskapai tak mau rugi. Namanya politik.

Ingat rumus sederhana negara tetangga, Malaysia. Tarif Jasa angkutan udara di bawah standar. Orang asing datang dan inap, plus-plus yang lain. Jelas siapa yang untung.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar