tersedia 14% - 15% suara dadakan
Hukum keseimbangan lebih cepat berlaku di bumi Nusantara.
Mengalahkan logika ekonomi pada korelasi antara permintaan dengan ketersediaan,
khususnya harga. Daya belanja masyarakat yang karena ketidakmampuan, masih bisa
beli beras harga rakyat. Rumah tangga miskin, belanja rorkok lebih makmur
ketimbang mempertahankan asap dapur tetap mengepul.
Kian dicarikan dalih, hanya menambah buruk muka. Politik dalam
negeri menjadi beban. Serahkan remah-remah untuk loyalis klas nasi bungkus. Olok-olok
politik cara sehat untuk fokus menyiapkan suara siluman.
Versi pendapat menurut ahli, dikatakan sadar politik –
masih jauh dengan hakikat cerdas ideologi – adalah sekelumit mental yang
menjadikan dirinya pemakan segala. Merasa potensi diri berlipat jika ada orang
lain yang dirasakannya seirama, seperjuangan. Jiwa patriotisme membara.
Mampu melakukan “pengorbanan’ demi tokoh sanjungannya. Mampu
melakukan akrobatik kata, manuver kalimat tanpa mengalami kesulitan berarti. Kian
laju memproduk pihak lawan waspada, kain bangga. Agama diri pun sampai
tertanggalkan di mana berada.
Karateristik multidimensional dari sadar politik dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu: Siji, sadar politik terkait dengan faktor kejiwaan. Saking banyak
narasinya. Abaikan. Loro. Sadar politik terikat pada ketrampilan lidah dan ujung
jari. Karena hanya ybs yan tahu persis.
Melongok sejejnak ke dapur pacu kamar sebelah. Aneka faktor
yang mempengaruhi kinerja, sebut saja faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation). Dalil lain menyatakan faktor individual
dan faktor lingkungan.
Senyatanya, sadar politik, melek politik bangsa bukan hal
menggembirakan petahana. Di atas kertas, kinerja formal menang kewajiban
sebagai petugas partai. Tidak bisa dijadikan bahan promo murahan.
Himpunan suara mana yang dipercaya mendongkrak. Akses masuk
ke Nusantara liwat ‘langit’, dipermudah. Bukan itu maksudnya. Kontrol awam,
rakyat diminimalisir. Jangan sampai ada saksi eksodus suara dari seberang
lautan.
Tahun politik 2019. Ketika suara bumi sudah tidak dapat
diintimidasi. Ketika suara langit sudah tak mau basa-basi. Pakai jalan tengah
yang dirasa aman. Himpunan suara anyar dari negeri seberang. Jalan layang-melayang
senyap 24 jam. Maskapai tak mau rugi. Namanya politik.
Ingat rumus sederhana negara tetangga, Malaysia. Tarif Jasa
angkutan udara di bawah standar. Orang asing datang dan inap, plus-plus yang
lain. Jelas siapa yang untung. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar