demi kebebasan ujung jari
Genre musuik, lagu dengan lirik “ujung jarimu . . .” pernah membekas di hati pemirsa pada zamannya. Penyanyinya
didominasi kaum adam. Memang lagu untuk atau tentang kaum hawa. Rasa dan nada juang
terasa, memang masih hangat-hangatnya semangat revolusi. Atau. Mental penyanjungan
sudah membiak.
Revolusi tembang dimulai dengan ketika BK melarang lagu
nekolim. Musik ngak-ngik-ngok. Gaya kuda jingkrak. Mental bangsa diuji liwat
pendengaran. Belum banyak yang bisa buka mulut. Sumbang suara apalagi suara
sumbang. Tersihir orator BK. TVRI mulai mengudara awal tahun 60an.
Menu ‘nasakom’, sedemikan garangnya. Kendati kalangan
mililter, kaum serdadu masih nyaman di baraknya. Nusantara sudah mengenal
negara multipartai. Bedanya, demi bangsa.
Perjalanan sejarah bangsa. Revolusi mentak menjadikan
mental pengguna aktif produk TIK berbasis UU ITE. Diawali larang ujaran
kebencian oleh Polisi Negara RI. Seperti pembuka jalan bagi penguasa untuk buka
mulut. Daya kritis rakyat diimbangi penistaan agama.
berawal kampanye politik oleh petahana pilkada serentak
sampai pemilu serentak 17 April 2019. Kandungan janji politk terasa usang. Menghantam
lawan politik dengan aneka modus, serba rekayasa, sarat manipulasi sejak dini.
Produk utama propaganda, provokasi, promosi berbasis berita
fasik menjadi menu utama. Pihak penabur dan penebar penistaan diri, pandir diri
diberi ruang dan peluang. Media sosial atau media-mediaan lainnya diumbar oleh
pihak berwajib.
Antar anak bangsa pribumi yang melek teknolgi, dibiarkan
saling adu licik. Pamer bego. Olok-olok politik menjadi andalan penguasa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar