mengajak serdadu kencing tiarap
Bermula dari peribahasa “murid kencing berdiri, guru
kencing berlari”. Efek domino laju peradaban. Malah-malah murid mengencingi
guru. Revolusi mental menjadikan modus sesama bis kota dilarang saling
mendahului. Usang. Teman satu partai kalau tak pakai asas téga-téganya. Cepat usang.
Tak salah. Peribahasa, pepatah, adagium jika
dipadupadankan terasa nyata dan benderang. Menghasilkan fakta baru dan teranyarkan.
Bermula dari kata penyemangat ‘biar miskin asal sombong’.
Terasa pas di sistem demokrasi. Walau tau pas, asal nyata bisa tampak pas. Yaitu
‘biar petugas partai pokoknya jadi presiden’.
Bukan sekedar wolak-waliking jaman. Kakéhan sing édan tenan.
Tembang lawas, lagu kuno. Ketika antara kaki dan tangan
sudah tidak setia. Bahkan antara tangan kanan dengan tangan kiri saling curiga.
Antara pihak kaki kanan sudah tidak percaya dengan laku pihak kaki kiri. Bak Limbuk ilang gapité.
Berita jelasnya. Politisi sipil tanpa potensi. Tanpa amunisi.
Walau diimbangi dengan pembantu presden yang mantan anggota, tampil garang. Kian
membuktikan falsafah filosofi Jawa “garang garing”.
Asal bukan motto ”asu gedhé menang kerahé”. Politik dalam negeri tidak membuat nyaman penguasa. Menambah
beban kursi yang harus dibagi. Kok malah tambah kursi untuk penjaga kedaulatan.
Ini demokrasi rakyat Bung![HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar