Halaman

Senin, 04 Februari 2019

sangkan paraning dumadi, dasar peranakan vs watak turunan


sangkan paraning dumadi, dasar peranakan vs watak turunan

Tidak sekedar ilmu pengetahuan yang sampai sub atau cabang, macam génetika. Pepatah Jawa ‘kacang ora ninggal lanjaran’, diperkuat  peribahasa Indonesia senasib menyebutkan ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Maksud terangnya, watak dari seorang anak tak jauh dari perilaku bapak dan ibunya. Kombinasi, sinerji, perpaduan atau gén baru.

Karena banyak versi tentang resep Jawa ‘sangkan paraning dumadi’. Serta ilmu penulis untuk menjabarkannya jauh dari bobot. Ambil sikap silahkan pembaca yang ahli sangka.

Sebelum keblusuk tak beraturan. Tersisa sejenis peribahasa, pepatah berbasis ‘bukan katanya dan bukan ceritanya’. Pihak kamar sebelah usul. Jangan abaikan ‘bukan sulap, bukan sihir’. Jangan cibirkan ‘bukan fakta, bukan data’. Terkait ilmu pengetahuan melahirkan status hukum: anak biologis, anak yuridis, anak ideologis.

Sistem feodal, kerajaan menjiwai bentuk negara mapun pemerintahan. Dinasti politik, trah politik menjadi struktur masyarakat tersendiri. Perilaku tentu tak ada di kamus.  Membentuk norma kehidupan yang bersifat otonom, bergaya otoritas.

Betapa bapak pembangunan, jenderal besar Suharto. Mampu bertahan lama berkat bukan karena menjadi ketua umum sebuah partai politik. Apalagi mendirikan partai politik. Jangan bandingkan dengan nasib presiden ketujuh RI. Bangga dengan stigma petugas partai.

Di tarik ke bawah secara hirakis. Kawanan pendérék penguasa, loyalis total jenderal papan bawah tidak masuk kategori akar rumput. Bisa dibilang penyandang ijazah strata satu. jelasnya, mereka yang berskala EQ jongkok, bahkan tiarap. Tahu uang menurut kacamata politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar