Halaman

Jumat, 08 Februari 2019

disamakan koruptor, koalisi (partai) tikus tak merasa tercemar


disamakan koruptor, koalisi (partai)  tikus tak merasa tercemar

Menyoal nama baik, martabat, wibawa diri. Anak bangsa manusia Nusantara harus belajar pada kawanan tikus. Belajar pada hal apa. Paling tidak tahu karakter. Tikus got atau tikus partai mana yang layak.

Sosok koruptor, tak pandang bulu jenis kelamin, dikarikaturkan manusia berkepala tikus. Atau malah sosok tikus apa adanya sebagai lambang koruptor. Netral. Tidak mewakili koruptor dari politisi sipil maupun angkatan aktif. Tongkrongan tikus menjadi simbol pada tayangan, paparan atau sumber rujukan.

Belum ada berita bagaimana rekasi dan aksi kucing. Kucing menjadi pilih aman. Akibat film kartun barat yang lebih memenangkan tikus. Bahkan sang tikus menjadi sosok herois. Lambang keberuntungan atau shio. Bangsa kucing bersyukur masih menjadi sahabat manusia.

Kalau lembaga berantas korupsi dilambangkan sebagai seekor cicak. Rekam jejak membuat indeks persepsi korupsi 2018 membuat penguasa tepuk dada. Andai sang cicak menjadi ‘Buaya’. Dipastikan cikal bakal koruptor akan menyusut drastis. Indonesia minim dan aman dari tipikor.

Apa hendak dikata. Yang namanya politik dan demokrasi Nusantara. Tak ramai kalau tak ada tikus ikut bermain. Kehidupan bernegara menjadi adem ayem. Tipikal dan menjemukan. Oleh sebab itu perlu tikus berdasi, butuh tikus bergincu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar