Halaman

Jumat, 08 Februari 2019

Indonesia membangun dinding pemisah dengan kamar sebelah


Indonesia membangun dinding pemisah dengan kamar sebelah

Zaman Orde Baru muncul angkatan muda yang berbasis teritorial atau daerah militer. Bukan kesukuan. Anekdot, sudah jadi anggota aktif sebuah angkatan muda, masih sulit cari kerja. Gaya kambuhan terjadi di ahir periode 2014-2019. Sudah bagi-bagi kursi malah tidak kebagian kursi.

Katakan. Sang presiden dengan ilmu duga politiknya, memperlebar kursi angkatan 3 matra. Bilamana perlu paham dwifungsi militer dihidupkan dengan taktis strategis. Sebetulnya, tak terbayangkan di awam. Betapa ada pati dan atau pamen nonjob. Jangan salahkan sekolah pabrik jenderal yang overproduksi.

Di pihak lain. Barisan ASN dikondisikan netral jelang dan sampai 17 April 2019. Utawa PNS bebas dari intervensi politik. Jangan luipa bahwasanya menteri adalah pembantu presiden. Loyalitas jelas secara otomatis. Bahasa hukum menjelaskan bahwa Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi plus  bertanggung jawab kepada Presiden.

Paling runyam. Kawanan generasi melek sandal yang budak TIK. Secara sadar diri menjadi pelaku aktif peolok-olok politik. Kata sejarah, politik untuk mewujudkan peradaban bermasyarakat. Kiat persatuan, kesatuan dan menjaga keutuhan bangsa menjadi dasar gerakan.


Daya adab politik Nusantara masih berbasis banyak politik, banyak kursi, banyak rezeki.

Tembang lawas tentang kue nasional. Dicuwil habis sampai wadahnya. Pemerataan alias hujan tak merata. Siapa kuat akan dapat porsi terbanyalk, terbesar, terdepan.

Umat Islam sepertinya ada ikatan moral dengan organisasi kemasyarakatan ketimbang dengan sebuah partai politik. Wajar. Asal jangan pemersatu, panutan umat Islam sadar diri menjadi komoditas politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar