Halaman

Sabtu, 09 Februari 2019

ruweting panengahing Pancasila, incaran penjahat vs sasaran empuk aparat


ruweting panengahing Pancasila, incaran penjahat vs sasaran empuk aparat

Muncul di UU istilah kolektif dan kolegial. Semisal pimpinan DPR, antara ketua dan para wakil ketua menjadi satu paket. Kalau ketua KPK berhalangan, jabatan kosong. Entah apa kebijakan. Antara gubernur dengan wakil gubernur, bisa pecah kongsi. Di luar perhitungan, ban serep seolah akan menggelinding, menggelundung sendiri. Bukan matahari kembar. Nafsu syahwat politik jangan disimak dengan kacamata moral.

Anomali watak terjadi di dunia pewayangan Nusantara. Kesatria yang bermuasal dari gen raksasa. Sebaliknya. Versi lain. Gado-gado. Keluarga kandung, watak antar anak bisa berlawanan. Kian dibahas, tambah meluas. Ambil makna tersurat dan atau tersirat. Jangan terpengaruh dendang kamar sebelah, cek ulang kode etik, primbon.

Zaman pengaturan skor. Yang seharusnya cuti karena mau bela negara atau sibuk memperpanjang SIM. Wakli bupati otomatis jadi plt bupati, jika bupati sedang menjadi tamu khusus KPK. Dinamika hukum tergantung siapa yang bermasalah. Bukan pasal apa.

Motto ‘njupuk sakdurungé njaluk’ menjadi hal sederhana dan begitulah. Penyakit pejabat a.l perda RTRW belum final. Di lapangan sudah terjadi dan atau teraplikasi sejak dini. Sebaliknya. Potensi yang sudah terukur, menentukan peruntukkan. Daratan kurang berdaya tampung, berdaya dukung. Bangun pulau baru di lepas pantai. Atau pulau kecil menjadi.

Menu kue nasional yang relatif stabil, tetap. Pemerebut kian membengkak berbanding lurus jumlah partai politik. Struktur kekuasaan tetap mengkuti kaidah piramida yang gemuk di tengah. Atau di transisi terdapat jabatan bebas nomor kursi. Pemerataan balas jasa. Belum dapat kursi, malah sudah bagi-bagi kursi.

Bukan jabatan basah. Cuma prestisius agar tak tercatat sebagai pengangguran profesional terselubung. Daerah tak bertuan, potensial karena pasar gelap. Atau markas divisi utama manusia ekonomi multinasional, semiglobal. Banyak pihak siap pasang badan. Argo Rp dalam hitungan detik. Akhirnya semua pihak termanfaatkan. Putaran waktu 24 jam menjadi bukti. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar