ruweting panengahing Pancasila, incaran penjahat vs
sasaran empuk aparat
Muncul di UU istilah kolektif dan kolegial. Semisal pimpinan
DPR, antara ketua dan para wakil ketua menjadi satu paket. Kalau ketua KPK
berhalangan, jabatan kosong. Entah apa kebijakan. Antara gubernur dengan wakil
gubernur, bisa pecah kongsi. Di luar perhitungan, ban serep seolah akan menggelinding,
menggelundung sendiri. Bukan matahari kembar. Nafsu syahwat politik jangan
disimak dengan kacamata moral.
Anomali watak terjadi di dunia pewayangan Nusantara. Kesatria
yang bermuasal dari gen raksasa. Sebaliknya. Versi lain. Gado-gado. Keluarga
kandung, watak antar anak bisa berlawanan. Kian dibahas, tambah meluas. Ambil makna
tersurat dan atau tersirat. Jangan terpengaruh dendang kamar sebelah, cek ulang
kode etik, primbon.
Zaman pengaturan skor. Yang seharusnya cuti karena mau
bela negara atau sibuk memperpanjang SIM. Wakli bupati otomatis jadi plt
bupati, jika bupati sedang menjadi tamu khusus KPK. Dinamika hukum tergantung
siapa yang bermasalah. Bukan pasal apa.
Motto ‘njupuk sakdurungé njaluk’ menjadi hal sederhana dan begitulah. Penyakit pejabat
a.l perda RTRW belum final. Di lapangan sudah terjadi dan atau teraplikasi
sejak dini. Sebaliknya. Potensi yang sudah terukur, menentukan peruntukkan. Daratan
kurang berdaya tampung, berdaya dukung. Bangun pulau baru di lepas pantai. Atau
pulau kecil menjadi.
Menu kue nasional yang relatif stabil, tetap. Pemerebut kian
membengkak berbanding lurus jumlah partai politik. Struktur kekuasaan tetap
mengkuti kaidah piramida yang gemuk di tengah. Atau di transisi terdapat
jabatan bebas nomor kursi. Pemerataan balas jasa. Belum dapat kursi, malah
sudah bagi-bagi kursi.
Bukan jabatan basah. Cuma prestisius agar tak tercatat
sebagai pengangguran profesional terselubung. Daerah tak bertuan, potensial
karena pasar gelap. Atau markas divisi utama manusia ekonomi multinasional,
semiglobal. Banyak pihak siap pasang badan. Argo Rp dalam hitungan detik. Akhirnya
semua pihak termanfaatkan. Putaran waktu 24 jam menjadi bukti. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar