Halaman

Kamis, 07 Februari 2019

Dalih Penghinaan dan atau Pencemaran Nama Baik


Dalih Penghinaan dan atau Pencemaran Nama Baik

Sejatinya, martabat manusia tak tergantung sanjungan, pujian, penghormatan dan tak terpengaruh oleh apa yang dimaksud dengan penghinaan dan atau pencemara nama baik. Hanya manusia berjiwa besar, berbudi luhur, lapang dada yang tak menggubris penghinaan dan atau pencemara nama baik.

Bukanlah dikatakan orang berani karena tersenggol sedikit, terinjak kaki langsung garang. Siap melayangkan bogem mentah.

Bukanlah disebut orang bepikir cepat dan cepat tanggap, ketika dihujat langsung, otomatis menjawab tanpa pikir.

Kian rajin melayani omongan orang, semakin unjuk dan kuak jati diri.  Terlebih di dunia, panggung, syahwat politik Nusantara. Jual beli omongan tanda sibuk berkinerja. Argo buka mulut sebagai nilai jual. Tak berlaku saat di pengadilan. Siapa pandai bersilat lidah. Baku mulut. Ahli membolakbalikkan fakta dan atau data. Bisa menjadi pemenang. Bebas demi hukum tanpa bersyarat.

Wong cilik, rakyat akar rumput sudah kebal dengan beban kehidupan. Paham betul akan alam yang sesekali tampak tak ramah, kurang bersahabat. Sifat tenggang rasa menjadikan manusia arif dengan lingkungan.

Pemimpin yang dekat dengan rakyat, katanya. Jika dia peka dengan kondisi faktual dan aktual, tanpa laporan. Telinga plus nurani mampu menjaring dan sanggup menyaring mana propaganda, mana promosi, mana provokasi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar