Dalih Penghinaan dan atau Pencemaran Nama Baik
Sejatinya, martabat manusia tak tergantung sanjungan, pujian, penghormatan
dan tak terpengaruh oleh apa yang dimaksud dengan penghinaan dan atau pencemara
nama baik. Hanya manusia berjiwa besar, berbudi luhur, lapang dada yang tak
menggubris penghinaan dan atau pencemara nama baik.
Bukanlah dikatakan orang berani karena tersenggol sedikit, terinjak kaki
langsung garang. Siap melayangkan bogem mentah.
Bukanlah disebut orang bepikir cepat dan cepat tanggap, ketika dihujat
langsung, otomatis menjawab tanpa pikir.
Kian rajin melayani omongan orang, semakin unjuk dan kuak jati diri. Terlebih di dunia, panggung, syahwat politik
Nusantara. Jual beli omongan tanda sibuk berkinerja. Argo buka mulut sebagai
nilai jual. Tak berlaku saat di pengadilan. Siapa pandai bersilat lidah. Baku mulut.
Ahli membolakbalikkan fakta dan atau data. Bisa menjadi pemenang. Bebas demi
hukum tanpa bersyarat.
Wong cilik, rakyat akar rumput sudah kebal dengan beban kehidupan. Paham betul
akan alam yang sesekali tampak tak ramah, kurang bersahabat. Sifat tenggang
rasa menjadikan manusia arif dengan lingkungan.
Pemimpin yang dekat dengan rakyat, katanya. Jika dia peka dengan kondisi faktual
dan aktual, tanpa laporan. Telinga plus nurani mampu menjaring dan sanggup menyaring
mana propaganda, mana promosi, mana provokasi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar