komitmen dua ormas Islam
menegakkan keutuhan dan kedaulatan NKRI
Tersebut di Jakarta, 22 Safar 1440H atau 31 Oktober 2018M. Terjadi
peristiwa pernyataan bersama PP Muhammadiyah dan PB Nahdlatul Ulama. Ditandatangi
oleh ketua umum 2 ormas Islam disebut.
Kesadaran pertama dari Pernyataan Bersama 2 ormas Islam adalah ‘berkomitmen kuat menegakkan keutuhan dan
kedaulatan NKRI . . . . ‘. Komplitnya ada 4 (empat)
butir Pernyataan Bersama.
Pastilah, bukan karena pilihan bahasa yang mendasari butir pertama. Cuplikan,
jadi butir pertama tidak saya tayangkan utuh. Kalau utuh memang bisa menjadi
bahan baku olahkata dan merekakalimat. Perlu ilmu urai, analisis dan
pembayangan.
Dugaan awal penulis. Bahwasanya ‘keutuhan’ dimungkinkan telah, masih,
sedang dan akan terjadi pasal sebaliknya, Potensi, kerapan dan derajat
kerawanan masuk lampu kuning. Sifatnya internal. Sporadis, acak maupun merata
skala rendah. Ada asap ada yang bermain ‘kompor’. Sinyelemen ‘pagar makan
tanaman’ bukan isapan jempol.
Ikhwal ‘kedaulatan’ lebih berkonotasi wibawa negara di mata dunia. Juga tidak. Lebih mengarah
ke wibawa penguasa di akhir periode. Mau maju ke periode kedua. Modus periode
sebelumnya, akan diulang dan ditingkatkan secara nyata, masif, terukur.
Tertanggal 31 Oktober 2018M. Tahun poltik menuju tahun politik 2019 yang
akan digelar pemilu serentak 17 April 2019.
Karena waktu. Jangan angankan terjadi kesepakatan, tenggang rasa, berbagai
rasa maupun berbagi kuasa antara 2 ormas Islam. Namanya politik. Tangan kanan
berjabatan akrab. Tangan kiri saling menepuk pundak lawan tindak intimidasi
diplomasi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar