Halaman

Selasa, 26 Februari 2019

komitmen dua ormas Islam menegakkan keutuhan dan kedaulatan NKRI


komitmen dua ormas Islam menegakkan keutuhan dan kedaulatan NKRI

Tersebut di Jakarta, 22 Safar 1440H atau 31 Oktober 2018M. Terjadi peristiwa pernyataan bersama PP Muhammadiyah dan PB Nahdlatul Ulama. Ditandatangi oleh ketua umum 2 ormas Islam disebut.

Kesadaran pertama dari Pernyataan Bersama 2 ormas Islam adalah ‘berkomitmen kuat menegakkan keutuhan dan kedaulatan NKRI . . . . ‘. Komplitnya ada 4 (empat) butir Pernyataan Bersama.

Pastilah, bukan karena pilihan bahasa yang mendasari butir pertama. Cuplikan, jadi butir pertama tidak saya tayangkan utuh. Kalau utuh memang bisa menjadi bahan baku olahkata dan merekakalimat. Perlu ilmu urai, analisis dan pembayangan.

Dugaan awal penulis. Bahwasanya ‘keutuhan’ dimungkinkan telah, masih, sedang dan akan terjadi pasal sebaliknya, Potensi, kerapan dan derajat kerawanan masuk lampu kuning. Sifatnya internal. Sporadis, acak maupun merata skala rendah. Ada asap ada yang bermain ‘kompor’. Sinyelemen ‘pagar makan tanaman’ bukan isapan jempol.

Ikhwal ‘kedaulatan’ lebih berkonotasi wibawa negara di mata dunia. Juga tidak. Lebih mengarah ke wibawa penguasa di akhir periode. Mau maju ke periode kedua. Modus periode sebelumnya, akan diulang dan ditingkatkan secara nyata, masif, terukur.

Tertanggal 31 Oktober 2018M. Tahun poltik menuju tahun politik 2019 yang akan digelar pemilu serentak 17 April 2019.

Karena waktu. Jangan angankan terjadi kesepakatan, tenggang rasa, berbagai rasa maupun berbagi kuasa antara 2 ormas Islam. Namanya politik. Tangan kanan berjabatan akrab. Tangan kiri saling menepuk pundak lawan tindak intimidasi diplomasi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar