Halaman

Senin, 27 Mei 2019

pedang dewi rimba nusantara, sigap tebang pilih, siap libas di tempat, siaga jaga majikan, siap bermata dua


pedang dewi rimba nusantara, sigap tebang pilih, siap libas di tempat, siaga jaga majikan, siap bermata dua

Judul bukannya panjang. Sebagai kesimpulan. Tidak perlu diuraikan. Versi mana saja, saling bersaing. Kisahnya memang diungkit, diangkat, diangkut dari bumi pertiwi. Ketika itu pulau Jawa sebagai daratan yang bergerak bebas. Sesuai tiupan angin dan daya tarik bumi.

Dengan pakubumi, yang sekarang bernama gunung Tidar. Pulau Jawa di paku ke dasar bumi. Karena panjang timur-barat, diletakkan di khatulistiwa. Persaingan kutub utara dan kutub selatan untuk menguasai pulau Jawa. Sementara sampai detik ini, entah karena daya tarik, daya sedot, daya hisap kutub selatan. Atau daya tolak, daya dorong  kutub utara.  Posisi dan kondisi geografis pulau Jawa mirip sekarang ini.

Mengapa dengan ‘dewi rimba’. Buka suka-suka pengolah kata, pereka kalimat. Dewa belantara dikenal memakai gada atau alat pemukul yang memang besar. Beratnya saja, menurut penafsiran BPS, melebihi BB ybs. Tidak ada lokasi yang mampu menampung gada sang dewa belantara. Maka daripada itu, dewa belantara lebih pilih hilir mudik. Di pulau Jawakah?

Jejaknya masih bisa kita saksikan berupa bak bekas galian tambang. Tidak hanya di pulau Jawa. Waktu blusukan di pulau Simatera. Merasa pulau mau merapat ke Jawa. Sempoyangan gontai. Agar tak rubuh, gada diblusukan di lokasi yang sekarang bernama danau Toba. Tak heran jika danau Toba sebagai lautan di pulau.

Dewi rimba diyakini bak dewi keadilan. Soal bawa neraca, dacin, timbangan. Sejarah luput bukti. Dampak yang dirasakan, keadilan berdasarkan asas neraca, mana yang lebih berat timbangannya. Entah pasal yang diduga dilanggar atau pihak yang berperkara. Kedua mata sang dewi tertutup sehelai kain. Maksudnya. Lebih mengandalkan pendengaran. Pihak yang lebih ahli berujar, lihai bersilat lidah, piawai memutarbalikkan fakta. Kampiun bermain watak. Maka atas nama keadilan tanpa hitung cepat. Pasti akan keluar sebagai juara umum.

Yang jelas-jelas saja. Secara filosofis kejawen, istilah keadilan (justice) ditafsir menjadi aneka makna, teoritis maupun praktik yang tragik. Acap antara teori atau ilmu dengan kenyataan di lapangan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar