Halaman

Sabtu, 18 Mei 2019

Satunya Tawa Dengan Jiwa


Satunya Tawa Dengan Jiwa

Tawa dan atau  tangis menjadi pilihan. Masing-masing bisa diberlakukan secara mandiri, berdiri sendiri-sendiri. Atau disatupadukan. Kombinasi sesuai asas keseimbangan. Coba pakai cara pasangan ganda`campuran.

Pada kondisi yang sama, memang antara tawa dan tangis bergantian. Dilakukan secara massal, menjadi paduan suara yang dinamis. Susah dibedakan mana tangis adegan dan mana tawa formalitas. Mana tangis sukacita dengan mana tawa penawar dukacita.

Islam menandaskan siapa yang banyak tawa, akan menipiskan kinerja hati. Menggerus sehat jiwa, mengkikis tenang jiwa. Menggerogoti ketahanan batin. Apalagi sampai terbahak-bahak plus mentertawakan kesuksesan diri. Tawa bangga sambil tepuk dada. Kian menderu jika mampu mentertawakan nasib orang lain. Kian meraung, mengaum sambil tunjuk hidung pihak yang kalah suara.

Tukang kocok perut, berupa pelawak, pembanyol, pendagel menjadi profesi yang menggiurkan generasi tanpa batas umur dan ukuran gender. Dikembangbiakkan oleh kawanan penyelenggara negara dari unsur partai politik. Pola memanipulasi watak, merasa diri dizalimi, menjadi korban atau tak sesuai janji kampanye. Jauh dari pasal konspirasi, skenario dengan investor politik makro.

Metamorfosis tawa diplomatis beda dengan tawa sinis bandar politik makro. Aneka tawa lokal menghiasi aroma irama syahwat politik Nusantara. Tawa hambar karena urat syaraf sudah main angka. Tawa getir karena merasa di posisi pelengkap penderita. Tawa pahit karena hanya sebatas laksanakan perintah tanpa berhak.

Dosis tawa penikmat jabatan lima tahunan, sudah menghabiskan cadangan energi diri sejak dini. Di balik tawa terkandung nilai-nilai kegetiran jiwa, kekosongan jiwa, kegundahan jiwa. Tiap pagi harus isi ulang hati, jiwa, rohani untuk modal sehari.

Kapasitas spiritual ahli tawa, tak perlu diragukan. Urusan ybs. Jangan sampai terpancing tawa tetangga. Jangan sampai termakan tawa ‘diplomatis’ kamar sebelah. Beda kursi, beda tawa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar