Halaman

Kamis, 02 Mei 2019

mentalitas budak (inferior) anak bangsa pribumi tulen


mentalitas budak (inferior) anak bangsa pribumi tulen

Mentalitas budak (inferior) menjadikan bangsa ini merasa aman, nyaman di bawah ketiak bangsa lain. Di dalam negeri, kalah pamor dengan kaum bangsa yang secara historis akrab dengan penjajah Belanda. Secara budaya gampang mengekor bangsa lain. Cuma karena beda  warna kulit dan bentuk hidung. Ironis binti miris, pada saat yang sama sulit mencerna  beda selera pilihan. Apalagi menerima keunggulan sesama warga tapi beda kamar.

Betul. Alenia pertama masih beum utuh bulat menggambarkan mental peninggalan penjajah. Pihak lain menyuratkan dan sekaligus menyiratkan. Mentalitas feodalistis masih menjalar bebas kian kemari. Terfasilitasi oleh praktik demokrasi. Merasa sebagai anak cucu ideologis. Ideologi tak ada mati dantak kenal rasa kapok.

Hebatnya lagi kawan. Mental feodal yang berasas mégatéga mengatasnamakan derita rakyat. Modal wajah merasa terzalimi, dengan gaya santai menggurita berdaya tekan ke bawah. Daya hisap dan keruk apa saja. Sekaligus mampu memanipulasi watak menampilkan mentalitas budak, terbungkuk-bungkuk  tertunduk-tunduk di hadapan investor politik.

Revolusi mental 2014-2019 salah sasaran. Mentalitas berdikari, berdaulat, dan berkepribadian yang wajib dimiliki penguasa, malah terabaikan, terlalaikan secara menerus, sistematis. Bukan bukti yang meringankan bahwasanya tahun politik 2018 dan 2019 melahirkan generasi ahli olok-olok politik.

Dikatakan jika kuasa politik memberikan hak dan kedudukan istimewa kepada manusia politik.  Sekalian menginferiorkan manusia sosial. Juag tidak. Praktik demokrasi Nusantara, menunjukkan dominasi manusia ekonomi (baca: pengusaha).

Akhirnya kendaraan politik tidak hanya menghantarkan presiden kedua RI mampu mengemban amanah MPR atas kehendak rakyat. Maka daripada itu, pengusaha mendirikan bentukan partai politik bukan tanpa pamrih. Parpol yang dibentuk, ternyata tak bertaring. Dikandang asalnya saja tak bertaji.

Jadi apa kata rakyat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar