Halaman

Rabu, 29 Mei 2019

rivalitas kawanan parpol nusantara, injak-injak bumi vs genjot bumi


rivalitas kawanan parpol nusantara, injak-injak bumi vs genjot bumi

Ilusi politik sejalan dengan arah dinamika masyarakat berperadaban yang kian kehilangan pedoman spiritual, kekurangan pranata tata sosial,  kehabisan etika berbangsa dan bernegara.

Perpolitikan ditekuni sebagai idealitas untuk mensejahterakan diri.  Bukan sebagai realita bangsa sejahtera. Meskipun lema ‘politik’ acap dimanfaatkan sebagai sinonim untuk ‘atas nama rakyat’ atau ‘demi negara’. Praktiknya, kata ‘politik’i memiliki pengertian yang lebih maknawi dengan kekuasaan.

Ténsi politik bukan berbasis kinerja manusia politik. Lebih mewujudkan pasal kebijakan partai yang dinamis, berlapis. Tercatat tak resmi, ditemukan di jalanan aneka ‘ténsi’.

Adverténsi, iklan, pariwara politik. Cuma sekedar menonjolkan jasa oknum. Bagi-bagi sembako atau beras murah. Biar dikira berjiwa sosial. Nasib si penanam padi, tetap berkubang.

Asisténsi atau bantuan. Agar fungsi wasit tampak memang jeli. Macam VAR (video assistant referee) di lapangan hijau sepak-menyepak bola dan kaki, atau bola kaki.

Aténsi yang lebih ke daya atraktif. Modus menarik perhatian, minat, selera pemilih. Kian digosok kian kinclong.

Ékipoténsial utawa berpotensi sama antar parpol sejenis. Atau sempalan partai ‘nasakom’ zaman Orde Lama.

Éksisténsi alias keberadaan, eksistensi parpol yang pernah berjasa. Ditandai pernah mencetak penyelenggara di semua lini, tingkatan.

Éksténsif yang berarti daya jangkau, bukan kekuatan akar. Raihan kursi sebagai tolok ukur utama dan bukti.

Éksténsifikasi ke  rah kontra produktif. Jauh dari asas berbagi. Juga tak tepat. Sebelum jatuh tempo sudah ajukan perpanjangan periode.

Hiperténsi yang semula diyakini sebagai  tekanan darah lebih tinggi dari kondisi normal, akibat  tekanan internal di tubuh partai.

Impoténsi akibat kelamaan duduk, lupa berdiri. Atau berdiri sendiri tanpa lawan jenis.

Inténsif yang memang karena dilaksanakan  secara serius untuk memperoleh raihan yang maksimal dl waktu yang Iebih singkat.

Akhirnya, untuk mengindari rasa bosan pemirsa. Inténsitas, kerapan kebencanaan menjadi langganan. Bukti bumi tidak sekedar sebagai saksi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar