politik tabrak lari vs demokrasi bebas bolos
Ujaran kuno tapi masih sesuai syahwat
politik Nusantara. ‘Ganti menteri ganti kebijakan’. Disimak lebih tendensius. Bisa
terjadi nomenklatur kementerian mengalami ganti nama. Gabungan atau dipecah agar
tugas dan fungsi jelas di atas kertas.
Model kuno tapi menjadi acuan
utama. Banyaknya kursi di kabinet sesuai koalisi parpol pro-pemerintah. Sisanya
dibagi ke profesional dan parpol kamar sebelah. Antrian internal parpol,
pergantian antar waktu menteri bisa terjadi. Tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Sistem klasik agar pembangunan
tampak dan terukur. Mulai dari atas. Pola efek menetes. Kalau mulai dari bawah,
dikwatirkan penyakit lama yaitu hujan tidak merata. Asas kesamaan hak, muncul
proyek terima kasih.
Negara merasa hadir bersama
rakyat untuk semua urusan butuh dan perlu. Kalkulasi politik dimainkan dengan
cantik. Propaganda, promosi, provokasi terselubung. Modus citra diri berbasis
ramuan mental pengganda berita bohong dengan racikan lokal berita asli tapi
palsu.
Hiburan bahari tapi tetap laris
manis. Bahwasanya PSSI langganan juara umum PON. Garang di laga kandang. Lintang-pukang
di laga tandang. Jika mampu tembus laga dunia. Akan hemat energi hemat biaya
dengan pola cepat angkat koper.
Primitivisme anak bangsa pribumi
Nusantara, kaum bumipoetra, putra-puti asli daerah yang menjadi manusia
politik. Terjaga, terpelihara dengan seksama. Marwah politik menjadikan pejah gesang ndèrèk panguwasa. Sigap menjadi apa saja. Siaga
dijadikan apa saja. Siap diposisikan di mana saja.
Gaya baheula menjaga wibawa
negara. Dua peran kontradiktif dilakoni. Peran ganda atau kontrak bilateral
dilakoni. Karena sudah susah membedakan tangan kanan dengan tangan kiri. Pilih jalan
tengah. Toh rakyat tak tahu. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar