Halaman

Selasa, 16 April 2019

politik tabrak lari vs demokrasi bebas bolos


politik tabrak lari vs demokrasi bebas bolos

Ujaran kuno tapi masih sesuai syahwat politik Nusantara. ‘Ganti menteri ganti kebijakan’. Disimak lebih tendensius. Bisa terjadi nomenklatur kementerian mengalami ganti nama. Gabungan atau dipecah agar tugas dan fungsi jelas di atas kertas.

Model kuno tapi menjadi acuan utama. Banyaknya kursi di kabinet sesuai koalisi parpol pro-pemerintah. Sisanya dibagi ke profesional dan parpol kamar sebelah. Antrian internal parpol, pergantian antar waktu menteri bisa terjadi. Tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Sistem klasik agar pembangunan tampak dan terukur. Mulai dari atas. Pola efek menetes. Kalau mulai dari bawah, dikwatirkan penyakit lama yaitu hujan tidak merata. Asas kesamaan hak, muncul proyek terima kasih.

Negara merasa hadir bersama rakyat untuk semua urusan butuh dan perlu. Kalkulasi politik dimainkan dengan cantik. Propaganda, promosi, provokasi terselubung. Modus citra diri berbasis ramuan mental pengganda berita bohong dengan racikan lokal berita asli tapi palsu.

Hiburan bahari tapi tetap laris manis. Bahwasanya PSSI langganan juara umum PON. Garang di laga kandang. Lintang-pukang di laga tandang. Jika mampu tembus laga dunia. Akan hemat energi hemat biaya dengan pola cepat angkat koper.

Primitivisme anak bangsa pribumi Nusantara, kaum bumipoetra, putra-puti asli daerah yang menjadi manusia politik. Terjaga, terpelihara dengan seksama. Marwah politik menjadikan pejah gesang ndèrèk panguwasa. Sigap menjadi apa saja. Siaga dijadikan apa saja. Siap diposisikan di mana saja.

Gaya baheula menjaga wibawa negara. Dua peran kontradiktif dilakoni. Peran ganda atau kontrak bilateral dilakoni. Karena sudah susah membedakan tangan kanan dengan tangan kiri. Pilih jalan tengah. Toh rakyat tak tahu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar