Survei Politik Rentan Kejahatan Akademik
Tingkat keahlian bangsa Indonesia
memodifikasi, mengkanibal, merekayasa, mendaur ulang survei sebagai ilmu impor patut
diacungi jempol. Soal batas minimal layak responden, bisa diatur. Apalagi sebaran
responden sesuai wilayah adminstrasi.
Idealnya, survei politik berbasis opini publik, jajak pendapat untuk
mencari bakal calon, kandidat yang layak tanding di pesta demokrasi Nusantara. Bukan
calon definitif, calon tetap dihitung mundur aspek keterpilihannya.
Diyakini, lembaga survei menjadi instrumen baru bagi perkembangan demokrasi
Nusantara. Survei politik di negara berkembang macam RI. Rahasia umum betapa
melek politik politisi sipil maupun cerdas ideologi anak bangsa.
Diyakini pula, pilihan responden, terutama pilpres, didominasi emosi. Bukan
pilihan rasional. Berpengalaman sebagai pemilih tidak menjamin dewasa politik. Akhirnya,
lembaga survei masuk agenda biaya politik. Harus pandai-pandai memanfatkan
momentum lima tahun sekali. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar