Halaman

Rabu, 03 April 2019

Buruk Politik Nusantara, Golput Dipidana


Buruk Politik Nusantara, Golput Dipidana

 Laju percaturan peradaban politik Nusantara berkat dukungan masif revolusi mental. Syahwat manusia politik, mulai dari penggembira pasif sampai petugas partai, sudah melampaui kapasitas diri. Bagaimana memberlakukan lawan politik, kubu beda dukungan dan  beda pilihan sigap libas tuntas. Jangan dikasih ampun. Bahkan jangan sempat berpikir.

Akhirnya, anak bangsa pribumi sulit membedakan mana kanan dan mana kiri. Akal, nalar, logika kian sempurna untuk memanipuilasi dirinya. Virus penyakit politik berkembang biak di tahun politik atau babak akhir periode 2014-2019. Kesehatan politik mengalami kesulitan untuk mendeteksi.

Fakta dan data lapangan, tiap daerah pemilihan mempunyai penyakit politik lokal.  Efek domino pilkada serentak belum tertangani. Rakyat siap dengan wabah politik pemiliu serentak 2019.

Lembaga survei, hasil jajag pendapat atau model cacah acak membuktikan. Manusia politik tidak otomatis melek politik. Apalagi cerdas ideologi. Pos pengeluaran biaya politik kian berlapis. Rasaha percaya diri kian menipis. Pemilu legislatif kalah pamor dengan pilpres.

Jangan-jangan, lima tahun ke depan, nasib Nusantara berada di tangan wakil rakyat dan atau wakil daerah apa adanya. Mulai dari stok lama sampai model di atas kertas.. Belum-belum, biang kerok terjadinya golongan putih (golput) malah sudah pasang kuda-kuda. Rasa muak rakyat bak puncak gunung es di laut bebas. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar