malunya anak
bangsa Nusantara untuk berkata benar dan bertindak baik
Budaya malu, urat malu atau semua pasal hukum yang menggunakan lema ‘malu’.
Dikanibalkan dengan pasal kebahasaan. Berbahasa lisan maupun tulis, sebagai
identitas jiwa, mental, nyali dan adab diri.
Pola dasar berbahasa yang baik dan benar. Benar sesuai aturan main, kode
etik, adab dan adat maupun norma lokal. Baik dalam batasan bahasa sebagai seni,
cerminan diri yang sudah terasah oleh suka-duka nikmat dunia.
Pihak atau sisi lain. Terbentuk narasi tentang aneka kejadian peristiwa skala
bangsa dan negara, yang membentuk tatanan logis” bukan kronologis. Format besar
ditentukan, kemudian baru dicarikan isian yang sesuai. Manipulasi logis dipakai untuk memberi bentuk
penalaran baru terhadap fakta. Gaya propaganda, promosi, provokasi secara
santun. Model wong timur.
Keterbalikan dari daya kreativitas anak bangsa dengan mengolah dan
mengelola menggunakan sumber daya apa adanya. Tak munafik jika antar bangsa dan
negara terjadi ikatan ketersalingan. Pasti, hukum rimba akan berlaku. Polulasi
demografi Nusantara nomr 4 (empat) di dunia, bukan jaminan sebagai nilai tawar.
Malah sebaliknya, mudah ditawar.
Bandingkan dengan negara kamar sebelah. Terlihat siapa yang pegang kendali.
Siapa yang layak menyandang gelar manusia unggul.
Kembali ke judul. Tindakan memalaskan diri, karena yakin jika mampu membaca
realita. Ibarat jalan mundur. Akibat nalar politik yang melihat asas berbagi
begitu dominan. Ketidakmampuan diri kian mengkerucut. Mau beroposisi terhadap
diri sendiri, tahu hanya sebuah langkah kesia-siaan.
Tindak tutur, tindak ujar plus tindak tulis anak bangsa pribumi Nusantara
dilengkapi kadar indeks kemampuan berbahasa. Tayang ulang rekam jejak
perpolitikan di tanah air, akan memberikan kronologi lebih akurat terhadap
tindakan nalar politik. Mampu membedah serba-serbi aspek pembentuk tindakan.
Tradisi lisan, tutur-tinular etnis atau wong Jawa, didaulat sebagai pilar budaya yang masih eksis bergulir
semenjak diadakan secara sadar. Kandungan lokal memuat pranata adab dan adat,
aneka tata dan sanksi, gaya hidup, serta keterpaduan akal, tindak, ucap komunitas.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar