pemilih pemula 1999 vs pemilih pemula 2019
Bukan pakai modus studi banding atau mencari sandingan
senasib. Apalagi melacak modal cikal bakal lawan tanding. Kata yang suka
berkata tanpa fakta. Asal buang kata tapi enak di mata.
Pemilih pemula dengan sigap diri modal kata hati. Jiwa membara
berharap jagoannya total. Cukup berakhir dengan sakit hati, duka lara. Ngenes tenan. Jauh dari pola sakit jiwa dadakan. Barisan sakit hati,
pernah tenar di zaman Orde Baru. Lupa, karena kasus atau pada kasus apa.
Era pasca reformasi yang bergulir dari puncaknya, 21 Mei
1998. Barisan sakit jiwa menjadi kekuatan politik yang siap melibas lawan
politik. Kawanan tunalaras atau istilah semaksud atau malah lebih parah.
Penjahat politik kambuhan, karbitan merajai percaturan
atau demokrasi Nusantara. Tak akan pernah puas sampai berampas-ampas. Krida penjajahan
dalam aneka bentuk bergulir antar periode. Internal sebuah partai politik
peninggalan penjajah sampai dadakan, tak ada pasal mufakat untuk mufakat. Pola libas
sebelum tunas. Rumus mental mégatéga, serbatéga, anékatéga.
Generasi tua yang tinggal nafas terakhir mampu mencuci
otak generasi berikutnya. Gaya loyalitas total menjadi bukti penjajahan manusia
atas manusia secara yuridis politis. Masa depan anak bangsa sudah diformat. Mereka
tinggal melakoni lakon apa adanya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar