golput versi logistik pemilu serentak 2019
Salah satu tapi dominan. Watak dasar kawanan spekulan politik.
Pengalaman ber-pemilu membuka akses dan peluang bermain cantik di segala lini. Kepentingan
berlapis, terselubung berganda, bahkan nyata. Pihak paling berkepentingan dengan
jeli mengatur strategi dan siasat.
Bukan salah rakyat pemegang hak pilih. Semangat demi masa
depan tanah air. Ketahuan merah putih-nya. Berakhir distribusi surat suara tak
merata. Mengutamakan pilpres, bisa-bisa surat suara tak lengkap. Mana mungkin. Namanya
politik. Apa guna biaya politik.
Selama penyelenggara pemilu bernama komisi semacam KPU. Stigma
komisi. Tak ada ikatan maupun kaitan dengan ko-visi. Bukan masalah netralitas. Bisa
disimak pada kinerja. Ada asap ada yang buang putung rokok masih membara.
Lembaga survei tanpa survei, berbayar sesuai tarif,
menerima pesanan partai eceran. Seolah tutup mata sekaligus buang muka. Terbayang
berapa dan betapa.
Agaknya, golput murni, tanpa oplosan tetap ada. Atau sengaja
membuat hasil coblosan, surat suara tak sah. Pokoknya sudah mencoblos. Tidak pilih
kasih.
Atau rakyat yang nantinya “kehabisan” surat suara. Atau waktu
dibuka cek cermat, ternyata kondisi fisik surat suara tidak memungkinkan untuk “dicoblos”.
Tidak ada cadangan.
Jadi, fakta lapangan di TPS bisa menjadi incaran kawanan
awak media berbayar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar