Halaman

Selasa, 30 April 2019

Membaca Sebagai Guru Sepanjang Masa


Membaca Sebagai Guru Sepanjang Masa

Diyakini bahwa kegiatan membaca, menulis dan berhitung sebagai modal dasar, pintu gerbang, pilar utama proses pendidikan pengajaran. Segala aktivitas berbasis membaca sebagai usaha pribadi untuk menunjang proses pendidikan formal.

Pendidikan tidak berhenti setelah meraih gelar akademis,  sesudah memliki ijazah sebagai bukti pemilikan ilmu. Bentuk kehidupan dengan segala permasalahannya, kian berkembang dan bercabang. Mau tak mau, pendidikan mandiri seumur hidup tetap berlanjut.

Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk menyediakan bahan bacaan. Laju teknologi informasi dan komunikasi menjadi peluang dan kesempatan menjarah gudang ilmu. Membaca pun perlu ilmu. Cerdas memilih dan memilah sumber ilmu.

Derajat keilmuan seseorang di masyarakat, ditentukan oleh cara gaul. Bisa dan enak diajak bicara. Sedikit bicara namun jika terpaksa buka mulut, terasa beda dengan yang lain. Agar tak jenuh membaca, disarankan bertindak sebagai pemberi bahan bacaan.

Kondisi kecerdasan bangsa kian dinamis. Bisa kalah bersaing di tingkat regional atau di luar dugaan ada yang mampu menembus pasar global. Kegiatan membaca akan memacu dan memicu hasrat menulis. Pertanggungjawaban bahwa manusia sebagai makhluk berakal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar