Membaca Sebagai Guru Sepanjang Masa
Diyakini bahwa kegiatan membaca, menulis dan berhitung sebagai modal dasar,
pintu gerbang, pilar utama proses pendidikan pengajaran. Segala aktivitas
berbasis membaca sebagai usaha pribadi untuk menunjang proses pendidikan formal.
Pendidikan tidak berhenti setelah meraih gelar akademis, sesudah memliki ijazah sebagai bukti pemilikan
ilmu. Bentuk kehidupan dengan segala permasalahannya, kian berkembang dan
bercabang. Mau tak mau, pendidikan mandiri seumur hidup tetap berlanjut.
Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk menyediakan bahan bacaan. Laju
teknologi informasi dan komunikasi menjadi peluang dan kesempatan menjarah
gudang ilmu. Membaca pun perlu ilmu. Cerdas memilih dan memilah sumber ilmu.
Derajat keilmuan seseorang di masyarakat, ditentukan oleh cara gaul. Bisa dan
enak diajak bicara. Sedikit bicara namun jika terpaksa buka mulut, terasa beda
dengan yang lain. Agar tak jenuh membaca, disarankan bertindak sebagai pemberi
bahan bacaan.
Kondisi kecerdasan bangsa kian dinamis. Bisa kalah bersaing di tingkat
regional atau di luar dugaan ada yang mampu menembus pasar global. Kegiatan membaca
akan memacu dan memicu hasrat menulis. Pertanggungjawaban bahwa manusia
sebagai makhluk berakal. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar