pahlawan tanpa pamrih vs pahlawan hitung cepat
Kejadiannya begitu sistematis. Pembagian kerja sudah jelas. Antar petugas
tak saling kenal. Senyap dalam ikatan dengan satu tujuan. Dirinya saja sampai
merasa asing dengan tindak dirinya.
Komponen sejarah peradaban bangsa Nusantara didominasi puing-puing
perakyatan. Buruk laku politik, golput dipidana. Bebas berpendapat kamar
sebelah, menjadi obyek kriminlaisasi. Masih kurang garang. Mengatasnamakan rakyat
untuk menyamarkan kepentingan partai. Agar bernilai jual dan laku di pasar
bebas ideologi global.
Merasa kalah jasa dengan rakyat sebagai penyedia bahan galian Pancasila. Menang
kuasa secara de jure. Pasal pendukung bisa dibuat dadakan. Tarik mundur,
UUD NRI 1945 bernasib 4 (empat) kali mengalami perubahan. Langkah politik
mengakomodir syahwat politik. Terbaca.
Adalah pemilihan umum dalam bentuk pilkada, pileg, pilpres. Sebagai bukti
demokrasi telah dijalankan sesuai kebutuhan rakyat vs kepentingan partai.
Asas legitimasi atas perpanjangan kontrak politik. Pola propaganda, paket
promosi, model provokasi menambah wawasan politik kriminal. Mendaur ulang
berita bohong. Memformat ulang fitnah. Merekayasa arus libas lawan tanpa
terekam CCTV. Ini baru seklumit fakta.
Babak akhir reformasi terjadi di 2014-2019. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar